Kantor Desa Tumpu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), disegel warga. Musababnya, Sekretaris Desa (Sekdes), Iksan, menilap dana untuk perbaikan jalan di sana.
Iksan disebut menilap alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 100 juta untuk keperluan pribadi.
"Kantor desa disegel oleh sekelompok secara spontanitas, lantaran emosi ADD tahun 2023 digunakan secara pribadi oleh sekdes," ucap Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Tumpu Imam Algazali kepada detikBali, Selasa (6/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam mengatakan penyegelan kantor Desa dilakukan sejak kemarin. Awalnya, warga ke kantor desa untuk menanyakan perihal perbaikan Jalan Tani di RT 08 yang tak kunjung dilaksanakan.
"Saat audiensi, Jalan Tani tidak jadi dikerjakan dengan alasan belum tuntas pembebasan lahan. Sementara anggarannya habis dipakai oleh sekdes," ujarnya.
Mendengar hal itu, sebagian warga langsung terpancing dan menyegel kantor desa. Apalagi mendengar insentif Ketua RT, RW, marbot hingga imam masjid termasuk guru ngaji belum dibayarkan selama tiga bulan di tahun 2023.
"Warga marah hingga menyegel kantor desa karena ADD dipinjam dan dipakai oleh sekdes. Penyegelan tak akan dibuka selama persoalan yang ada belum tuntas," tutur Imam.
Kepala Desa Tumpu, Mahyudin mengatakan penyegelan itu membuat pelayanan menjadi terganggu.
"Masih disegel. Pelayanan terutama mengurus administrasi warga terkendala," kata Mahyudin.
Pantauan detikBali di lokasi, Selasa, gerbang kantor desa itu disegel warga dengan tripleks. Pintu depan kantor desa juga dipalang dengan bambu dan kayu.
(dpw/nor)