Salah seorang penumpang pesawat Batik Air, Pandapotan Siallagan, menceritakan suasana mencekam lantaran pesawat gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang akibat cuaca buruk.
"Kami semua panik dan ketakutan karena cuaca betul-betul buruk. Tapi syukur tiba dengan selamat," kata Panda saat diwawancarai detikBali setelah pesawat akhirnya mendarat di Bandara El Tari Kupang, Minggu malam (10/12/2023).
Pandapotan mengaku selama berjam-jam di atas pesawat hanya bisa berdoa dan pasrah. Batik Air baru bisa mendarat dengan selamat di Bandara El Tari sekitar pukul 19.27 Wita. Normalnya, pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pukul 07.20 WIB itu dijadwalkan mendarat pukul 11.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Staf Ahli Bupati Kupang Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan itu menuturkan awalnya berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 07.20 Wita. Penerbangan berjalan lancar.
Ketika sudah hendak mendarat di Bandara El Tari, Kupang, pilot memberitahukan cuacanya cerah. Sekitar 30 menit kemudian, pilot menginformasikan kembali cuaca sangat buruk. Walhasil, pesawat hanya berputar-putar sekitar 20 menit.
Setelah itu, pilot memutuskan kembali ke Bandara Hasanuddin, Makasar. Setiba di sana, walaupun hujan lebat tapi mendarat dengan baik.
Para penumpang menunggu di Makassar sekitar dua jam.
Kemudian, pada pukul 14.22 Wita baru kembali ke Bandara El Tari. Namun, saat hendak mendarat pesawat terus berputar-putar sekitar 15 menit karena kabut tebal. Pilot lantas memutuskan mendarat di Labuan Bajo.
"Setelah di Labuan Bajo, kami beristirahat sekitar 90 menit baru diberi kesempatan untuk makan karena kami sudah sangat lapar," tuturnya.
Sementara itu, salah satu penumpang lainnya Andrijanto Hauferson Anggi mengisahkan cuaca saat itu sangat buruk karena angin kencang dan hujan lebat disertai kabut tebal. Walaupun saat hendak mendarat di Bandara El Tari Kupang yang jarak pandangnya sekitar 300 meter pun tak bisa.
"Jadi saat itu kami berputar-putar sekitar lima kali. Tapi cuacanya tetap sama sehingga pilot bilang kita kembali Makasar," katanya.
Selanjutnya, kata dia, mereka kembali lagi ke Kupang, tapi cuaca masih sama. Dan pilot tidak berani mendarat karena masih ada empat pesawat yang sedang antre untuk mendarat. Sehingga kembali lagi ke Labuan Bajo.
"Hari ini sekitar 13 jam kami di atas pesawat saja. Saat itu tidak ada yang mentalnya berani. Karena guncangan pesawatnya sangat luar biasa, jadi saya bilang selanjutnya Tuhan punya urusan," kisahnya.
Pantauan detikBali di Bandara El Tari, Kupang, para penumpang tiba di ruang kedatangan pada pukul 19.39 Wita. Mereka terlihat masih trauma dan panik.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan A320 dan Lion Air dengan nomor penerbangan JT270 gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang karena cuaca buruk, Minggu.
"Ya ada dua pesawat. Akibat cuaca buruk," ujar Humas PT Angkasa Pura Tyas Novitasari saat dihubungi, Minggu malam.
Tyas menjelaskan pesawat Batik Air semula berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, sekitar pukul 07.00 WIB. Batik Air dijadwalkan mendarat di Bandara El Tari Kupang pada pukul 11.00 Wita namun gagal dan dialihkan ke Bandara Hassanudin Makassar.
Sekitar satu jam Batik Air kembali terbang tapi tetap tak bisa mendarat di Bandara El Tari karena hujan lebat disertai awan tebal. Sehingga dialihkan lagi ke Bandara Komodo Labuan Bajo.
Kondisi serupa juga dialami pesawat Lion Air dari Denpasar pada pukul 11.45 Wita juga dialihkan ke Ujung Pandang. Namun, setelah terbang lagi, Lion Air berhasil mendarat di Bandara El Tari Kupang pada pukul 15.23 Wita.
(hsa/nor)