Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Nusa Tenggara Barat (NTB), Muzihir, meragukan hasil survei Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) perihal elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) itu di Lombok. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB itu juga ragu dengan pernyataan Presisi yang menyebutkan pengaruh Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi belum bisa mendongkrak elektoral Ganjar-Mahfud.
Menurut Muzihir, TGB belum fokus mensosialisasikan Ganjar-Mahfud di NTB. Sebab, Zainul menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN). "Kami akui memang belum bergerak masif," ungkapnya, di Mataram, Senin (20/11/2023).
Muzihir mengeklaim, dalam waktu dekat alat peraga kampanye (APK) Ganjar-Mahfud bakal diperbanyak di NTB. "Insya Allah gerakan kami mulai, kemarin kami belum fokus," beber Ketua DPW PPP NTB itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presisi mengungkap elektabilitas (keterpilihan) capres dan cawapres di NTB pada Jumat (17/11/2023). Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, meraih elektabilitas 42,70 persen. Posisi kedua adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 22 persen, sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud (12,30%).
Adapun, angka pemilih mengambang atau swing voters mencapai 23 persen. Survei dilakukan pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 menggunakan metode sampling acak bertingkat (multistage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 880 responden di lima kabupaten/kota NTB. Margin of erorr survei tersebut sebesar +/- 3 persen.
Direktur Presisi Darwan mengungkap pengaruh TGB belum signifikan meningkatkan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok. Ketua Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) itu dinilai belum intens menggarap Pulau Lombok untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
(gsp/iws)