Warga Kampung Waerebo, Dusun Kerora, Desa Pasir Panjang di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), hidup dalam ancaman serangan biawak komodo. Sebab, warga kampung Waerebo yang hidup berdampingan dengan habitat komodo tidak dibuatkan pagar pembatas oleh Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).
Saban hari, warga kampung yang terdiri atas 16 Kepala Keluarga (KK) selalu waspada dengan 'ora'-sebutan warga lokal untuk komodo. Namun, pada Selasa (24/10/2023), seorang warga Waerebo akhirnya digigit komodo.
"Belum ada pagar pembatas di kampung Waerebo," ujar Kepala Dusun Kerora, Basir, Rabu (25/10/2023).
Basir menjelaskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BTNK telah membuat pagar pembatas habitat komodo dengan sejumlah kampung di dusun Kerora sepanjang 970 meter. Pagar yang dibuat dua tahun lalu itu tidak sampai di kampung Waerebo yang memiliki 14 rumah tersebut.
"Sekitar 200 meter di Waerebo yang belum dibuat pagar," kata Basir.
Ia menjelaskan kampung Waerebo kerap didatangi komodo setelah kampung-kampung lainnya dibuatkan pagar pembatas. Pada bulan pertama setelah sejumlah kampung dipagari, serangan komodo di kampung Waerebo meningkat tajam. Dalam waktu sebulan itu sebanyak 10 ekor kambing warga Waerebo diserang hewan buas tersebut.
"Fokus komodo ke Kampung Waerebo (karena tidak ada pagar pembatas). Satu bulan pertama 10 ekor kambing diserang komodo," ungkap Basir.
Ia mengatakan komodo selama ini kerap mendatangi tempat jemur ikan warga yang tak jauh dari rumah. "Komodo datang ke tempat jemur ikan lure. Karena ada bau ikan komodo datang," katanya.
Kendati komodo yang masuk Kampung Waerebo itu berhasil diusir, bukan berarti warga tidak takut terhadap serangan komodo. "Warga tetap waspada dengan komodo itu," terang Basir.
Ia mengatakan komodo paling sering datang ke kampung Waerebo memasuki Oktober seperti saat ini. "Bulan sekarang aktif komodo (datang ke kampung Waerebo)," kata Basir.
Utamakan Keselamatan Manusia
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manggarai Barat Hasanuddin mengecam BTNK yang tidak membangun pagar pembatas habitat komodo dengan kampung warga di Taman Nasional Komodo.
"Kampung warga yang berbatasan langsung dengan habitat komodo harus dibuat pagar pembatas agar warga setempat terlindungi dari serangan komodo," tegas Hasan.
Ia mengaku prihatin dengan jatuhnya korban gigitan komodo di Waerebo dan tempat lain di Pulau Rinca dalam waktu sebulan terakhir. Hasan pernah tiga tahun mengenyam pendidikan SD di sana. Ia tahu persis bagaimana rasanya hidup dalam bayang-bayang ketakutan terhadap ancaman serangan komodo.
"Sekarang sudah dua orang menjadi korban gigitan komodo di Pulau Rinca pada bulan Oktober ini. Ini harus menjadi perhatian serius BTNK dan pihak terkait lainnya," tegas Hasan.
Ia menegaskan pengelolaan kawasan Taman Nasional Komodo harus mengutamakan keselamatan manusia daripada kadal raksasa tersebut. "Utamakan keselamatan manusia daripada komodo," tegas Hasan
Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga belum memberikan tanggapannya terhadap kampung Waerebo yang belum dibuatkan pagar pembatasnya. Ia berjanji memberikan penjelasan pada Kamis (26/10/2023).
Diketahui Muhaimin, seorang warga Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo digigit komodo, Selasa siang (24/10/2023). Pemuda berusia 18 tahun yang disapa Dian itu mengalami luka serius di pergelangan dan jari tangan kanannya. Dian pun dievakuasi ke RSUD Komodo di Labuan Bajo untuk mendapatkan perawatan medis.
Kepala Dusun Kerora, Basir, mengatakan Dian digigit komodo saat menggulung selang di dekat mata air di Waewako yang berjarak sekitar 60 meter dari rumah warga kampung Waerebo. "Sedang menggulung selang tiba-tiba seekor komodo di balik batu langsung menerkam tanganya," ungkap Basir, dikonfirmasi Selasa malam.
Ia mengatakan saat kejadian itu, Dian menggulung selang bersama dua rekannya. Hanya Dian yang digigit hewan buas tersebut. "Komodonya langsung lari setelah gigit," ujar Basir.
Kepala Hendrikus Rani Siga mengatakan Dian digigit komodo saat bersama rekannya melakukan bakti sosial menata instalasi pipa air di daerah sekitar Waewako, Kampung Waerebo. Ia menyebut ada bangkai rusa yang sudah busuk di dekat lokasi korban digigit komodo. Komodo menggigit Dian saat sedang istirahat.
"Pada saat korban bersama rekan melakukan penataan di sekitar mata air kebetulan ada bangkai rusa yang sudah membusuk. Pada saat korban bersama rekannya melepas lelah sejenak, tanpa diduga korban tiba-tiba disergap pada bagian tangan, jari tangan telunjuk dan punggung tangan dari arah samping tanpa disadari oleh korban," jelas Hendrikus dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023) pagi.
Hendrikus mengatakan hewan purba yang menggigit Dian itu berukuran kecil, berusia remaja. "Komodo kecil usia dengan kategori remaja," jelasnya.
Dian adalah korban kedua digigit komodo di Pulau Rinca pada Oktober ini. Pada 2 Oktober lalu, seorang ibu rumah tangga di Pulau Rinca digigit komodo saat menjemur ikan di depan rumahnya. Korban bernama Ratna (46) itu digigit di bagian tangannya. Ratna menjalani perawatan di RS Siloam Labuan Bajo.
Simak Video "Desa Waerebo, Mengibarkan Bendera MTMA di Desa Atas Awan, Nusa Tenggara Timur"
(dpw/hsa)