Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dr Lalu Hamzi Fikri mengaku belum mendapatkan informasi ihwal adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu rumah sakit di NTB berinisial R terlibat jaringan terorisme. R ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Senin siang (23/10/2023).
"Maaf saya belum dapat info tentang ini," kata Hamzi Fikri saat dikonfirmasi detikBali via WhatsApp pada Selasa (24/10/2023).
Hamzi Fikri akan memberikan update informasi lebih jauh saat pihaknya telah menerima laporan resmi. Dari informasi yang diterima detikBali, R merupakan ASN di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikBali berusaha meminta tanggapan Direktur Utama (Dirut) RSUP NTB dr Lalu Herman Mahaputra terkait informasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pesan via WhatsApp dan telepon detikBali belum direspons oleh Lalu Herman.
Upaya konfirmasi juga dilakukan detikBali kepada Humas RSUP NTB, Solikin. Namun, Solikin juga belum memberikan komentar apapun.
Sebelumnya, satu dari tiga terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Desa Rumak, Kecamatan Kediri, Lombok Barat, ternyata berprofesi sebagai ASN. Pria berusia 40 tahun dengan inisial R itu bertugas di sebuah rumah sakit di NTB.
"Dia PNS yang kesehariannya bekerja di rumah sakit," kata Kepala Desa Rumak Mukarram, Selasa (24/10/2023).
Selain R, dua terduga teroris yang ditangkap di Desa Rumak berinisial W dan M. Menurut Mukarram, R dan M jarang membaur ketika ada kegiatan kemasyarakatan.
(nor/dpw)