Sebanyak 3.184 Anak di Flores Timur Stunting!

Flores Timur

Sebanyak 3.184 Anak di Flores Timur Stunting!

Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Senin, 02 Okt 2023 12:56 WIB
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Anselmus Yohanes Maryanto di Flores Timur, NTT, Senin (2/10/2023).
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Anselmus Yohanes Maryanto di Flores Timur, NTT, Senin (2/10/2023). Foto: Arnoldus Yurgo Purab/detikBali
Flores Timur -

Sebanyak 3.184 anak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami stunting atau tinggi badan kurang (pendek). Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Flores Timur Anselmus Yohanes Maryanto.

"Jumlah balita stunting 3.184 atau 18,1 persen (dari jumlah balita di Flores Timur)," ujarnya kepada detikBali, di kantornya, Senin (2/10/2023).

Maryanto menegaskan, total balita yang ditimbang pada Agustus 2023 sebanyak 17.589 anak. Hasilnya, ditemukan bocah sangat pendek sebanyak 524 balita, pendek (2.660), tinggi normal (14.402) dan tinggi (3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maryanto menerangkan daerah dengan jumlah balita stunting terbanyak adalah Kecamatan Solor Timur sebanyak 253 bocah. Sedangkan, Kecamatan Lewolema memilih balita stunting terendah yakni 64 anak.

Menurut Maryanto, penyebab anak stunting beragam. Misalkan, orang tua yang nikah terlalu muda, jarak kelahiran anak yang terlalu dekat, hingga kebersihan lingkungan dan sanitasi.

Maryanto berharap keluarga yang memiliki anak stunting bisa memberikan makanan tambahan, khususnya yang kaya protein. Tujuannya, balita pendek di Flores Timur bisa berkurang.

"Sehingga pada Februari 2024 jumlah balita stunting bisa turun," papar Maryanto.

Sebelumnya, Gubernur Nusa NTT 2018-2023 Viktor Bungtilu Laiskodat mengeklaim anak stunting di NTT turun. Prevalensi stunting di NTT pada 2018 di angka 35,4 persen atau 81.434 anak, turun menjadi 15,7 persen atau 67.518 balita pada 2023.

"Hal ini membuktikan pendekatan pencegahan dan penanganan stunting secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif berjalan efektif. Namun, kami menyadari bahwa angka stunting di NTT masih tergolong tinggi," ujar politikus NasDem tersebut di Kota Kupang, NTT, Rabu (16/8/2023)




(gsp/iws)

Hide Ads