Kemarau Panjang di Flores Timur, Tomat Rusak-Petani Merugi Rp 20 Juta

Kemarau Panjang di Flores Timur, Tomat Rusak-Petani Merugi Rp 20 Juta

Arnoldus Yurgo - detikBali
Sabtu, 16 Sep 2023 10:30 WIB
Tanaman tomat yang rusak akibat dampak El Nino di Flores Timur, Jumat (15/9/2023). (Arnoldus Yurgo)
Foto: Tanaman tomat yang rusak akibat dampak El Nino di Flores Timur, Jumat (15/9/2023). (Arnoldus Yurgo)
Flores Timur -

Petani tomat di Desa Painapang, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami gagal panen akibat kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut belakangan ini.

Musim kemarau panjang akibat El Nino tidak hanya menyebabkan tanaman tomat dan sayur-sayuran rusak, tetapi juga berdampak pada turunnya debit air sumur yang perlahan mulai mengering.

Akibatnya, petani tomat tidak bisa menyiram tanaman seluas setengah hektare gara-gara debit air tidak mencukupi. Ditambah lagi kondisi air yang lisut dan mulai keruh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena cuaca, panas. Debit air kurang," kata petani tomat bernama Matias Tadon Baowolo saat ditemui detikBali, Jumat (15/9/2023).

Matias mengatakan penghasilan tahun ini cenderung berkurang. Sebab, setengah hektare tomat miliknya gagal panen akibat El Nino.

ADVERTISEMENT

Matias sudah berusaha menggunakan pupuk, tetapi kemarau panjang tahun ini tidak dapat dibendung. "Tahun ini panas sekali. Tahun lalu kurang panas," ungkapnya.

Matias mengatakan tahun 2022 bisa meraup untung Rp 30 juta sekali panen tomat, termasuk sayur-sayuran miliknya. Namun, tahun ini berbanding terbalik.

Matias hanya bisa meraup untung Rp 10 juta sekali panen. Ia berharap bisa mendapatkan sumur bor untuk menyiram tanaman miliknya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads