Ratusan Warga di Lombok Timur Kesulitan Air Bersih Sejak 4 Bulan

Ratusan Warga di Lombok Timur Kesulitan Air Bersih Sejak 4 Bulan

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 10 Sep 2023 16:47 WIB
Warga semringahΒ saat mendapat bantuan air bersih dari Lembaga Amal Zakat Nahdlatul Wathan Lombok Timur. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Warga semringahΒ saat mendapat bantuan air bersih dari Lembaga Amal Zakat Nahdlatul Wathan Lombok Timur. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Timur -

Sebanyak 203 kepala keluarga (KK) di Dusun Tenjong Daya, Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah empat bulan tidak mendapat air bersih. Untuk keperluan masak dan mandi, mereka harus mengumpulkan uang untuk membeli air bersih.

Suriani, salah satu warga di dusun itu, mengaku menunggu bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur selama musim kemarau melanda desanya. "Sudah empat bulan kesulitan air bersih. Karena memang sumur di rumah sudah kering sejak Juni lalu," tutur Suriani, Minggu (10/9/2023).

Perempuan berusia 80 tahun itu mengatakan bencana kekeringan yang melanda dusunnya membuatnya kesulitan. Beberapa warga bahkan meminta agar dibawakan air dari desa tetangga di Kecamatan Suela. Suriani khawatir musim kemarau berlangsung lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah lama air sumur kering. Katanya juga musim kemarau ini masih lama. Jadi kita nunggu bantuan saja dari pemerintah," keluhnya.

Kepala Dusun Tenjong Daya Fathurrahman mengatakan kekeringan yang melanda dusunnya terjadi setiap tahun. Menurutnya, warga terpaksa mengambil air dari air reban (parit) di dekat Pasar Suela meski kondisinya kotor dan keruh.

ADVERTISEMENT

Fathurrahman mengungkapkan masyarakat yang mengambil air di dalam parit menggunakan selang dan kemudian disaring. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, air tersebut harus disalurkan menggunakan selang sepanjang tiga kilometer.

"Biaya selang kami mengeluarkan biaya sendiri dengan memasang selang kecil sepanjang tiga kilometer ke masing-masing rumah warga," kata Fathurrahman.

Menurut Fathurrahman, warga harus rela merogoh kocek Rp 400 ribu untuk membeli air bersih jika air parit terlalu kotor. "Dari uang Rp 400 yang dikumpulkan itu, dapat air masing-masing empat jeriken ukuran 25-40 liter," ujarnya.

Fathurrahman menjelaskan penyebab minimnya pasokan air selama musim kemarau tahun ini akibat pembangunan sumur bor senilai Rp 1,3 miliar di Desa Ketangga mangkrak. Sejak dibangun pada 2018, sumur bor tersebut tidak lagi berfungsi. "Sudah tidak berfungsi sama sekali. Sumur bornya sudah dipenuhi dengan semak belukar," imbuhnya.

Terpisah, Ketua Pimpinan Pusat Nahdlatul Wathan Lombok Timur Lale Syifaunnufus telah mengirim pasokan air bersih sebanyak 14.000 liter ke rumah warga Dusun Tenjong Daye, Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Menurutnya, kebutuhan air di Dusun Tenjong Daya diperkirakan mencapai 55.000 liter.

Lale menyebut minimnya pasokan air bersih di dusun itu karena pemerintah tidak membangun sumber air yang terpusat untuk mengantisipasi musim kemarau. "Ini memprihatinkan. Saya hanya tahunya semua baik-baik saja. Ternyata masih ada warga kita yang kekurangan air bersih," kata Lale.

Dia mendorong pemerintah segera mencari solusi dengan membangun sumur bor terpusat dengan kedalaman 125 meter. "Kita tahu air ini sumber kehidupan untuk keperluan mandi, salat dan sebagainya. Tadi ada saya lihat sumur yang mangkrak dengan kondisi memperihatinkan," tandasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads