Warga Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Pertamina beralasan yang terjadi di sana bukan kelangkaan, melainkan permintaan yang tinggi.
Section Head Communication dan Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufiq Kurniawan mengeklaim stok BBM di sana dipastikan tersedia. Namun, antreannya dimaknai sebagai permintaan tinggi di wilayah tersebut. Termasuk sejumlah wilayah yang tidak terjangkau oleh akses energi.
"Sehingga mutlak, kami senang apabila ditugaskan untuk bisa menginisiasi pembangunan SPBU di wilayah SBD agar makin banyak akses masyarakat yang terlayani oleh jangkauan energi kami," ujar Taufiq, Kamis (24/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufiq mengaku masih memantau kondisi daerah dan masyarakatnya sehingga bisa dibangun SPBU baru. Sebab, SPBU yang berada di Kecamatan Kodi melayani masyarakat di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kodi, Kodi Balagar, dan Kodi Bangedo.
"Antrean yang banyak, otomatis permintaaannya lebih tinggi. Itu bisa diusulkan melalui bupati untuk dibangun SPBU," katanya.
Terkait pengecer, ungkap Taufiq, bukan kewenangan Pertamina untuk melakukan pengawasan. Kewenangan itu ada di kepolisian dan pemda setempat.
"Intinya kami sudah salurkan BBM secara sah dan legal. Soal pengawasan, itu di luar kewenangan kami. Tapi harapannya di sektor solar sudah mulai menerapkan transaksi menggunakan barcode. Nanti kalau Pertalite sudah ada aturannya, juga akan kita laksanakan maksimal untuk menjamin kondisi real tidak meresahkan lagi," tuturnya.
Taufiq menjelaskan Pertamina telah menjalankan amanat dari Kementerian ESDM dalam hal pembangunan BBM satu harga. Adapun penyaluran Pertalite harian di Sumba Timur mencapai 104 kiloliter (kl), Sumba Tengah 24 kl, Sumba Barat 56 kl, dan Sumba Barat Daya 91 kl.
"Kalau untuk SPBU reguler yang misalnya hitung-hitungan operasional dan bisnis itu masuk, maka kami akan membangun SPBU tersebut. Tentunya bekerja sama dengan pengusaha maupun investor," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Sumba Barat Daya, NTT masih sulit mendapatkan BBMp, terutama Pertalite. Selain SPBU yang jauh, mereka harus mengantre cukup lama karena 'bersaing' dengan pedagang eceran yang membawa jeriken.
(dpw/gsp)