Sederet Arahan Mentan SYL soal El Nino dan Dampak Kekeringan Ekstrem

Round Up

Sederet Arahan Mentan SYL soal El Nino dan Dampak Kekeringan Ekstrem

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 13 Agu 2023 11:10 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo seusai memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (12/8/2023).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo seusai memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (12/8/2023). (Foto: Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL mendorong para kepala daerah untuk mengantisipasi dampak El Nino. Ia menyebut kekeringan ekstrem akan mengancam produksi pangan.

Hal itu diungkapkan Syahrul saat memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Politikus Partai NasDem itu memaparkan sejumlah strategi yang dilakukan jajarannya untuk mengantisipasi dampak El- Nino terhadap sektor pertanian Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, menggencarkan Gerakan Kejar Tanam (Gertam) 1.000 hektare per kabupaten untuk meningkatkan IP dan provitas.

"Begitu panen hanya butuh waktu seminggu, keringkan dan bernapas dulu setelah itu harus langsung diintervensi jangan ada yang sampai 20 hari untuk mengejar sisa air, karena yang rata-rata kita panen saat ini masih ada airnya. Jadi, ini kita maksimalkan untuk musim tanam berikutnya," ujar Syahrul di Prima Rasa, Mataram, Sabtu (12/8/2023),

Selanjutnya, identifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan dengan mengelompokkan daerah hijau, kuning, dan merah. Ada pula percepatan ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk percepatan tanam hingga peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung dan irigasi yang ada.

"Kami berharap dengan agenda yang cukup ketat kita lakukan pada tiga bagian wilayah yang sudah kami mapping pada setiap provinsi dan kabupaten, ada daerah hijau yang harus terus booster karena airnya masih cukup, ada daerah kuning yang airnya pas-pasan. Untuk itu harus kami bendung dan dimanfaatkan seefektif mungkin," tutur Syahrul.

Pada daerah kuning, Kementan akan melakukan intervensi melalui penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, intervensi mekanisasi, dan teknologi. Khusus pada daerah merah, yakni daerah yang defisit air, ke depan akan ditanam komoditas lain guna memperkuat ketahanan pangan daerah tersebut.

"Daerah merah itu daerah kering, daerah yang tanpa El Nino pun memang bersoal. Oleh karena itu daerah merah ini akan kita perkuat, harus booster sampai 100 ribu hektare," kata Mentan.

NTB Jadi Penyangga Ketersediaan Pangan di Indonesia Timur

Syahrul mengungkapkan Kementerian Pertanian memilih Provinsi NTB menjadi penyangga utama ketersediaan pangan mengantisipasi dampak kekeringan (cuaca panas) El Nino, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur.

"Hari ini saya bersama bapak Gubernur NTB, wali kota, bupati, dan jajaran dinas berupaya mengkondisikan kesiapan NTB menjadi salah satu provinsi yang akan menyanggah kawasan Timur, khususnya untuk ketersediaan pangan beras dalam menghadapi kontraksi El Nino," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, Provinsi NTB merupakan salah satu wilayah subur yang memiliki tingkat produktivitas tinggi. Karena itu, dia ingin NTB menyuplai kebutuhan beras bagi masyarakat luas di seluruh Indonesia. Ia mendorong para petani bersedia melakukan percepatan tanam saat air masih tersedia dengan baik.

"Bapak ibu, NTB harus berkontribusi bagi kepentingan nasional karena ancaman El Nino dalam peta sudah berwarna hitam, cokelat, dan merah. Tapi NTB masih ketemu air untuk tanam. Karena itu, percepatan harus dikawal bersama untuk mempersiapkan penanaman 500 ribu hektare sesuai perintah bapak presiden," katanya.

6 Tulang Punggung Beras di Inddonesia

Pemerintah telah menetapkan enam provinsi yang bakal menjadi tulang punggung pasokan beras saat bencana kekeringan El Nino melanda Indonesia. Enam provinsi tersebut di antaranya Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Bapak Presiden memerintahkan kepada saya untuk mencari provinsi-provinsi bisa menjadi andalan. Kami sudah siapkan langkah-langkahnya," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan keenam provinsi tersebut selama ini berperan sebagai sentra produksi pangan nasional. Ia menilai keenam provinsi itu bisa jadi penyelamat menghadapi dampak El Nino.

Siapkan 500 Hektare Lahan Pertanian Baru

Syahrul mengungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memintanya untuk menyiapkan sekitar 500 ribu hektare (Ha) lahan pertanian baru. Tujuannya untuk mengantisipasi bencana kekeringan El Nino.

"Presiden meminta saya untuk menyiapkan 500 ribu hektare," kata Mentan Syahrul.

Menurut Syahrul, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyediakan pasokan pangan (beras) sebanyak 382 ton jika El Nino melanda dalam keadaan yang relatif rendah. "Kalau El Nino dalam tingkat yang rendah, dari analisis kami di antara kelembapan 42 sampai 50 akan shorted kira-kira 382 ribu ton (beras). Kalau pendekatan ekstrem (kelembapan) di atas 800, kita siapkan di atas 1 juta ton," paparnya.

Kendati demikian, Syahrul optimistis akan mampu menyediakan tak kurang dari 1,5 juta ton untuk kesiapan pangan menghadapi El Nino."Kami yakin bisa menciptakan 1,5 juta ton," bebernya.




(iws/iws)

Hide Ads