Partai Persatuan Pembangunan (PPP) angkat bicara perihal sindiran yang dilontarkan politikus Partai Gerindra Kamarussamad kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Ketua DPW PPP NTB Muzihir tak ambil pusing dengan komentar politikus Gerindra terhadap Sandi yang kini kader PPP tersebut. Saat ini pihaknya memilih fokus untuk meraih hasil maksimal di Pemilu 2024.
"Kami di internal solid. Makin percaya diri menatap 2024 setelah bergabungnya Mas Sandi. Kami tidak menanggapi yang lain," kata Wakil Ketua DPRD NTB itu kepada detikBali pada Sabtu (29/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, di Mataram, politikus Partai Gerindra Kamarussamad melontarkan sindiran kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra itu menyebut Sandiaga sebagai politikus pasukan 'rem mendadak belok kiri'.
Awalnya, Kamarussamad menyoroti kinerja Sandiaga yang menurutnya sering blusukan ke desa-desa. Kamarussamad menuding Sandiaga seolah-olah berkampanye tapi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Semoga beliau menyadari tidak baik menggunakan uang rakyat dari APBN untuk kepentingan politik pribadi, itu perlu kami ingatkan supaya beliau jangan sampai memiliki rekam jejak yang kurang baik di dunia politik," ungkap Kamarussamad pada Jumat (28/7/2023) di Mataram.
"Apalahi beliau dikenal dengan istilah pasukan 'rem mendadak belok kiri' kan begitu," sambungnya di sela-sela menghadiri acara Silaturrahim Nasional KAHMI di NTB.
Lebih jauh, anggota Komisi XI DPR itu menyebutkan inkonsistensi sikap politik Sandiaga.
"Jadi 2019 beliau berdiri di depan berkampanye agar memilih Prabowo Subianto, sekarang beliau berdiri di depan mengampanyekan Ganjar Pranowo. Tentu rakyat bisa menilai konsistensinya seperti apa," ungkapnya.
Kamarussamad mengingatkan bahwa publik merekam tingkah polah setiap politikus.
"Kami mengingatkan supaya dia menyadari itu bahwa jejak digital perjuangan di hati dan pikiran rakyat belum tentu bisa dihapuskan," ujarnya.
(hsa/hsa)