Keras! Gubernur NTT Sebut Orang Miskin yang Tak Bekerja Bagaikan Benalu

Keras! Gubernur NTT Sebut Orang Miskin yang Tak Bekerja Bagaikan Benalu

Yufen Bria - detikBali
Sabtu, 15 Jul 2023 13:42 WIB
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menjadi keynote speaker dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (14/7/2023). (Dokumen Humas Pemprov NTT).
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menjadi keynote speaker dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (14/7/2023). (Dokumen Humas Pemprov NTT).
Kupang -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat alias VBL kembali melontarkan diksi menampar. Kali ini, ia menyindir orang-orang yang memproklamirkan dirinya miskin demi mendapat bantuan dari pemerintah.

"Orang miskin tanpa bekerja itu sama dengan benalu dan dia tidak layak menjadi WNI. Untuk itu, harus segera diubah mindset-nya supaya cara berpikirnya benar. Cara berpikir seperti itu harus kita ubah di NTT. Karena kalau tidak, nanti semua orang mau jadi miskin," ujar Viktor saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) NTT yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (14/7/2023).

Viktor kemudian membandingkan para orang tua dahulu yang mempermasalahkan jika dikategorikan miskin. Sekarang, kata dia, justru banyak yang memproklamirkan dirinya miskin agar mendapat bantuan dari pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Viktor bahkan menyebut ada kepala desa yang memasukkan keluarganya yang mampu secara ekonomi ke dalam kategori keluarga miskin supaya mendapat bantuan. "Perilaku-perilaku itu sangat tidak mendukung pembangunan di NTT," imbuhnya.

Politikus Partai NasDem itu mengeklaim jumlah orang miskin di NTT tidak banyak. Menurutnya, orang miskin meningkat karena pemerintah menyiapkan bantuan.

"Tetapi kalau kita ubah sistemnya, tahun ini kita bantu dan tahun depannya masih tetap miskin, maka kita bawa dia ke jalur hukum. Pasti orang tidak mau miskin lagi karena takut nanti dihukum," sentilnya.

Menurut Viktor, upaya menekan inflasi tidak mungkin hanya dengan menyiapkan bantuan secara terus-menerus. Ia menganalogikan bantuan untuk masyarakat miskin itu sebagai pemadam kebakaran.

"Saya pikir itu sama dengan pemadam kebakaran. Kita hanya tunggu kapan terbakar, baru kita datang. Kita tidak mendesain bagaimana supaya tidak terjadi kebakaran," tandasnya.




(iws/iws)

Hide Ads