Kepsek SMAN 1 Praya Tengah Didemo Berawal Siswa Tak Bisa Perkalian 7

Kepsek SMAN 1 Praya Tengah Didemo Berawal Siswa Tak Bisa Perkalian 7

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 28 Mei 2023 20:03 WIB
Ratusan siswa demo Kepsek SMAN 1 Praya Tengah buntut dugaan kasus bullying kepada siswanya, Kamis (25/5/2023).
Foto: Ratusan siswa demo Kepsek SMAN 1 Praya Tengah buntut dugaan kasus bullying kepada siswanya, Kamis (25/5/2023). (istimewa)
Mataram -

Ratusan siswa di SMAN Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB melakukan aksi demonstrasi. Mereka menuntut kepala sekolah (kepsek) diganti lantaran dugaan mem-bully alias merundung salah satu siswa.

Siswa tersebut adalah MFA (17) yang duduk di kelas XI jurusan bahasa. MFA disebut bodoh gara-gara tak hafal perkalian. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/5/2023).

Menurut tiga teman kelas MFA, yakni RV, NR, dan ZS dugaan perundungan dilakukan oleh Muhammad Amrullah, Kepsek SMAN 1 Praya Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut RV, saat itu ada kegiatan literasi di sekolah tepat pada Sabtu. MFA diminta maju oleh Kepsek untuk menjawab soal di depan para siswa.

"Jadi kegiatan literasi itu kami diminta ceritakan hasil bacaan buku. Nah, waktu itu MFA menjawab hasil buku keagamaan (hadis) yang dibaca," katanya Minggu (28/5/2023) via sambungan telpon.

Setelah itu, Kepsek menanyakan soal matematika kepada MFA. Saat itu MFA diminta menjawab perkalian tujuh. Mulai dari angka 1 kali 7 hingga 10 kali 7.

"Jadi setelah Faizal baca hadis dan artinya dia beri penjelasan selesai itu. Dia duduk. Dia kembali disuruh baca perkalian sama Pak Kepsek. MFA bilang kalau dia tidak berbakat di matematika," ujarnya.

Setelah menolak menjawab soal perkalian tersebut, kemudian Kepsek melontarkan perkataan bodoh ke MFA di depan para siswa di lapangan sekolah. Waktu itu raut wajah MFA tampak malu di depan para siswa.

"Dipermalukan dah di depan siswa semuanya makanya dia sampai nggak enak dan merasa tertekan," kata RV bercerita.

Tidak hanya itu, MFA yang tidak menjawab soal matematika dari Kepsek sempat diancam akan dipukul. Sat itu Kepsek marah karena MFA tetap tidak menjawab soal matematika yang diberikan.

Kasus itu pun berlanjut. Pada Rabu (24/5/2023), Kepsek kembali meminta MFA maju di depan para siswa saat pelaksanaan Imtaq di sekolah. Saat itu MFA kembali mendapat kata-kata yang tidak pantas dari Kepsek. Pasalnya, beredar video MFA tidur di dalam kelas. Video itu pun sampai ke tangan Kepsek.

"Jadi di sana MFA dikatai, suka tidurlah, bodoh, malas. Jadi kami tidak terima kan. Karena MFA tidur itu di luar jam pelajaran. Video itu direkam oleh salah satu teman kelas terus dikirim ke grup yang ada wali kelas waktu itu," ujarnya.

Padahal, kata RV, MFA dikenal aktif di kelasnya. MFA juga menjadi Ketua Remaja Musala di sekolah. Selain itu, MFA juga dikenal rajin belajar agama dan menjadi ketua kelas.

"Kami tidak terima MFA di-bully makanya Kamis (25/5/2023) itu kami demo. Semua siswa sepakat minta kepsek mundur dari jabatannya karena suka mem-bully," tuturnya.

Terpisah, Kepala Sekolah SMAN 1 Praya Tengah Muhammad Amrullah menjelaskan jika kasus itu hanya miskomunikasi saja dengan siswanya.

Amrullah bercerita awal kasus terjadi. Saat itu, Jumat (19/5/2023) dia memimpin kegiatan literasi untuk semua siswa. "Jadi semua ke depan menjelaskan dan kami kasih hadiah lima orang. Selanjutnya tiang (saya) tes juga numerasinya yaitu menghafal bilangan perkalian 1 sampai dengan 10," katanya.

"Dan banyak siswa yang maju juga. Merasa tidak bisa jawab, mungkin menganggap dirinya di-bully. Itu saja, tidak ada niat mem-bully," kata Amrullah.




(hsa/hsa)

Hide Ads