Mengenal Berbagai Motif Kain Tenun Songke Manggarai NTT dan Maknanya

Mengenal Berbagai Motif Kain Tenun Songke Manggarai NTT dan Maknanya

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikBali
Kamis, 11 Mei 2023 01:27 WIB
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Julie Sutrisno Laiskodat memperlihatkan tenun Manggarai Barat di Labuan Bajo, Kamis (27/4/2023).Β (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Foto: Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Julie Sutrisno Laiskodat memperlihatkan tenun Manggarai Barat di Labuan Bajo, Kamis (27/4/2023).Β (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai -

Kain tradisional merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah dikenal akan makna dan keindahannya. Manggarai merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki kain khas, yaitu tenun ikat yang disebut dengan Tenun Songke atau Towe Songke.

Kain Songke memiliki warna dasar hitam dengan berbagai jenis motif. Setiap motif yang digunakan pada Kain Tenun Songke memiliki maknanya tersendiri. Berikut ulasan beberapa motif Kain Tenun Songke khas Manggarai yang dilansir dari berbagai sumber.

Motif Su'i

Su'i adalah motif berupa garis-garis yang seolah memberi batas antara satu motif dengan motif yang lain. Motif ini menggambarkan kehidupan masyarakat Manggarai yang dibatasi oleh peraturan adat yang tidak boleh dilanggar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berfungsi sebagai pembatas antar motif, garis-garis tersebut juga memiliki makna lain, yaitu segala sesuatu yang memiliki akhir. Seperti hidup cepat atau lambat akan menemui ujungnya.

Motif Su'i juga menggambarkan garis kerja orang Manggarai, yaitu garis tongkeng (vertical) dan garis labang (horizontal) yang melambangkan perjumpaan, persatuan, keterkaitan, dan keterikatan. Selain itu juga ada pembedaan, pemisahan, pembagian dan ada pembatasan.

ADVERTISEMENT

Motif Jok

Motif Jok adalah sebuah motif menyerupai bentuk rumah adat gendang yangatapnva berbentuk kerucut dan model-model "lodoklangang" kebun komunal (bagian dalamlingko). Motif ini melambangkan persatuan, baik persatuan menuju Allah, maupun persatuan dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitar.

Motif Ntala

Motif Ntala (Bintang) adalah sebuah motif yang memiliki makna bahwa hidup tumbuh dan terbang setinggi bintang, menikmatinya sampai di bulan. Motif ini berkaitan erat dengan salah satu petuah Manggarai, yaitu porong langkas haengntala, artinya biarkan hidup kita selalu diliputi harapan yang baik dan setinggi- tingginya seperti bintang di langit.

Adapun harapan yang dimaksud ialah bertalian dengan kesehatan, umur panjang, cita-cita, dan lain sebagainya. Motif ntala ini juga bermakna, hendaknya dalam kehidupan senantiasa memberikan dampak yang baik bagi sesama, serta memberikan perubahan pada lingkungan sekitar.

Motif Ranggong

Motif Ranggong adalah motif menyerupai laba-laba. Bagi masyarakat Manggarai, laba-laba adalah hewan yang ulet dan bekerja keras dalam hidupnya. Jadi, motif Ranggong merupakan simbol kejujuran dan kerja keras.

MasyarakatManggarai menarasikan kehidupan ideal masyarakatnya maupun sosok yang pantas menjadi seorang pemimpin ke dalamsongke motifRanggong ini. Selain itu, terdapat MotifRanggong Lepas, yang memiliki makna untuk terus meningkatkan potensi, mengembangkan diri, menjadi pribadi yang terbuka, dan berwawasan luas.

Motif Wela Runu

Motif Wela Runu berbentuk sebuah bunga kecil. Motif ini mengandung arti meskipun tampak tak berarti, setiap kehidupan didunia ini pasti memiliki manfaat. Selain itu, makna yang lain dari motif Wela Runu ini adalah melambangkan orang Manggarai bagaikan bunga kecil tapi memberikan keindahan dan hidup ditengah-tengah kefanaan.

Motif Wela Runu ini juga mengajarkan semua orang memiliki kewajiban untuk menghormati hal-hal kecil yang ada di sekitar mereka.

Motif Wela Kaweng

Motif Wela Kaweng (bunga kaweng) menggambarkan bagaimana hubungan antara manusia dengan alam di sekitarnya. Motif ini mengajarkan masyarakat Manggarai bahwa tumbuhan (flora) menunjang kehidupan manusia, baik sebagai sumber penghidupan berupa oksigen, makanan, pengobatan, dan lain sebagainya.

Kaweng juga menyimbolkan pribadi yang bisa bertahan di lingkungan mana pun, sekaligus bisa merangkul banyak orang. Sehingga, motif ini mengandung makna satu di dalam keberagaman.

Motif Mata Manuk

Motif Mata Manuk (mata ayam) memiliki model trapezium dengan filosofi nilai budaya yang sangat tinggi serta nilai religius masyarakat Manggarai Barat. Motif ini dikaitkan dengan Tuhan yang maha melihat.

Perbuatan manusia tidak ada yang luput dari pengamatannya. Mata ayam yang berbentuk bulat diyakini menggambarkan ketajaman penglihatan sehingga menarik perhatian.

Saat ini, Tenun Songke Motif Mata Manuk ini sedang gencar dibicarakan karena akan digunakan oleh Kepala Negara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

Artikel ini ditulis oleh Ni Luh Made Yari Purwani Sasih, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads