Pakar Virologi Andrijanto Hauferson Angi menduga ada cemaran jamur aflatoxin dan ochratoxin pada daging babi yang dikonsumsi oleh enam warga di Kecamamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keenam warga itu keracunan hingga dilarikan ke Puskesmas setelah mengonsumsi daging babi.
"Saya menduga daging yang dikonsumsi itu tercemar jamur sehingga menyebabkan keracunan," ujar Adrijanto saat dihubungi detikBali, Senin (8/4/2023).
Ia menjelaskan daging babi yang diproses dengan pengolahan dan suhu yang optimal akan mampu membunuh mikroorganisme yang dikandung daging tersebut. Menurutnya, beberapa bakteri seperti escherecia coli bisa tahan jika pamanasan tidak dilakukan secara optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait dengan cemaran lain harus dibandingkan dengan hasil pemeriksaan sampel daging babi sehingga diagnosa pastinya bisa kita tahu penyebab keracunannya," jelasnya.
Adrijanto mengungkapkan kemungkinan berikutnya adalah karena virus flu burung. Secara klinis, babi merupakan hewan perantara yang gejala klinisnya memang tidak menunjukkan sakit. Namun, sebagai hewan pembawa dapat menyebabkan keracunan bila manusia mengonsumsi daging babi.
"Apalagi menurut data kasus flu burung mulai muncul kembali dan bisa juga virus flu babi yang pernah menyebabkan pandemi di dunia. Tapi, dua kasus penyakit virus ini perlu dikaji lagi lewat pemeriksaan laboratorium," bebernya.
Sebelumnya, enam warga di Kecamatan Amanuban Selatan keracunan seusai menyantap daging babi yang dibeli dari tetangga. Mereka dilarikan ke Puskesmas karena mengalami mual, pusing, muntah, dan demam.
"Warga yang keracunan itu, dua orang asal Desa Polo, tiga orang di Desa Batnun, dan satunya di Desa Bena," Ujar Kapolsek Amanuban Selatan Ipda Max Tameno, Senin (8/4/2023) sore.
(iws/gsp)