Kisah inspiratif Mama-mama Bambu di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan disajikan dalam kegiatan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pekan depan.
Adapun kisah yang akan dibagikan tentang kepedulian mereka merawat bumi dengan terlibat dalam gerakan mengatasi perubahan iklim (climate change). Hal tersebut direalisasikan melalui pembibitan dan penanam bambu.
Kisah tersebut akan diperkenalkan dalam Spouse Program KTT ASEAN di Puncak Waringin, Labuan Bajo. Spouse Program adalah kegiatan setengah hari di sela-sela kegiatan puncak KTT ASEAN, khusus untuk istri-istri atau pendamping kepala negara yang hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya secara inisiatif mengusulkan kepada panitia untuk di Puncak Waringin (kegiatan Spouse Program), kami akan tampilkan jalan cerita dari tujuh kabupaten di Flores," ujar Ketua PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat di Labuan Bajo belum lama ini.
Mama-mama Bambu adalah salah satu program PKK Provinsi NTT untuk pemberdayaan perempuan.
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem ini menegaskan isu perubahan iklim kini menjadi perhatian dunia internasional, sehingga perlu memperkenalkan peran perempuan dalam upaya mengatasi masalah tersebut.
"Saya rasa itu isu dunia bukan hanya pohon bambunya, tapi juga di mana kami para perempuan bisa membantu untuk climate change tersebut," katanya.
Bukan hanya berbagi kisah inspiratif, Mama-mama Bambu menghadirkan Sepeda Bambu sebagai suvenir untuk kepala negara yang hadir.
(efr/hsa)