Festival Golo Koe Kembali Digelar 10-15 Agustus 2023 di Labuan Bajo

Manggarai Barat

Festival Golo Koe Kembali Digelar 10-15 Agustus 2023 di Labuan Bajo

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 12 Apr 2023 07:16 WIB
Pemukulan Gong Launching Festival Golo Koe 2023 di Waterfront Marina Labuan Bajo, Selasa (11/4/2023) (Ambrosius Ardin)
Foto: Pemukulan Gong Launching Festival Golo Koe 2023 di Waterfront Marina Labuan Bajo, Selasa (11/4/2023) (Ambrosius Ardin)
Manggarai Barat -

Gereja Katolik Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat kembali menggelar Festival Golo Koe untuk kedua kalinya di Labuan Bajo pada 10-15 Agustus 2023. Festival Golo Koe pertama dilaksanakan pada Agustus 2022.

Keuskupan Ruteng dan Pemda Manggarai Barat melakukan launching Festival Golo Koe ini di Waterfront City Marina Labuan Bajo, Selasa (11/4/2023) malam. Launching Festival Religi Kultural ini dihadiri Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat bersama sejumlah pastor, Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan Yulianus Weng, tokoh masyarakat, dan pelaku pariwisata.

"Mari, bersama-sama sambil bergandengan tangan mengayun langkah kita melaunching Festival Golo Koe 2023 ini," kata Mgr. Sipri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival Golo Koe ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan pariwisata yang bermartabat di Labuan Bajo Manggarai Barat maupun di Manggarai dan Manggarai Timur, dan Flores pada umumnya. Pariwisata bermartabat itu, jelas Mgr Sipri, memiliki tiga ciri yakni berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan (3B). Festival religi kultural ini pun mengusung moto 3B tersebut.

Berpartisipasi dimaknai sebagai pariwisata yang menyejahterakan dan melibatkan masyarakat lokal; Berbudaya artinya meningkatkan pariwisata yang berakar dan bertumbuh dalam kearifan dan spiritualitas setempat; dan berkelanjutan menandakan pariwisata yang merawat dan mendendangkan kelestarian alam ciptaan.

ADVERTISEMENT

"Mari, di Waterfront City Marina Labuan Bajo ini kita dendangkan sukacita pariwisata yang bermartabat, yang mengusung motto 3B: Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan," ujar Mgr. Sipri.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyambut baik pelaksanaan Festival Golo Koe tersebut. Festival itu, kata dia, memiliki beberapa aspek penting yang ingin dicapai, yakni menumbuhkan iman, memberi dampak ekonomi bagi masyarakat, dan semangat hidup dalam kemajukan dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika.

Saat Festival Golo Koe tahun lalu, Edi Endi mengaku bahagia karena Gereja Katolik Keuskupan Ruteng mengingatkan semua pihak untuk menjadi pelaku di tengah kemajuan industri pariwisata.

"Mengingatkan kita semua, mengingatkan rakyat untuk saatnya kita memulai agar di tengah kemajuan sektor industri pariwisata baik yang ada di LabuanBajoManggarai Barat, diManggarai danManggarai Timur. Tentu kita punya obsesi yang sama dan satu. Kita tidak boleh menjadi penonton, tapi kita harus menjadi pelaku di tengah kemajuan sektor pariwisata," kata EdiEndi.

Festival Golo Koe, kata dia, memberi dampak ekonomi bagi masyarakat melalui pameran UMKM. Ia berharap perputaran ekonomi tidak berhenti di penyelenggaraan Festival Golo Koe, tapi menjadi titik start untuk sama-sama membina dan melatih UMKM supaya produk-produk mereka berkualitas dan bersaing.

"Semoga kegiatan Festival Golo Koe yang kedua ini tentu pelaksanaannya lebih baik, tentu peningkatan ekonomi rakyat termasuk kerajinan tangan di dalamnya harus jauh lebih meningkat dibandingkan dengan tahun lalu," kata Edi Endi.

Ada sejumlah kegiatan selama Festival Golo Koe tersebut yakni aneka pentas seni yang menampilkan kekayaan kultur lokal dan nusantara. Ada pula pameran usaha ekonomi kreatif dari berbagai kelompok UMKM dan hasil-hasil karya pembangunan di Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur yang merupakan wilayah Keuskupan Ruteng.

Dalam Festival Golo Koe ini akan ada partisipasi komunitas lintas agama. Festival ini berpuncak pada prosesi akbar Maria Asumta Nusantara dan perayaan Ekaristi Agung.

Prosesi ini dilakukan baik di darat dan laut Labuan Bajo. Nanti akan ada barisan indah motor ketinting di laut dilanjutkan berjalan kaki di darat. Prosesi diikuti berbagai suku nusantara mengarak dengan meriah Patung Bunda Maria menuju bukit Golo Koe di Labuan Bajo.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads