Bisnis Perhiasan Biji Gewang, Pasutri Untung Rp 30 Juta Sebulan

Kupang

Bisnis Perhiasan Biji Gewang, Pasutri Untung Rp 30 Juta Sebulan

Yufen Ernesto - detikBali
Sabtu, 01 Apr 2023 10:07 WIB
Perhiasan dari biji gewang bisnis milik pasutri di RT 22, RW 04, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT.
Perhiasan dari biji gewang bisnis milik pasutri di RT 22, RW 04, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT. Foto: Yufen Ernesto/detikBali
Kupang -

Pasangan suami istri (pasutri) Hersin Dikir (50) dan Nining Estyn Ningsih (54) meraup omzet mencapai Rp 30 juta sebulan dari bisnis anting, gelang, tasbih, dan gantungan kunci berbahan biji gewang. Bisnis bernama Nice Handycraft itu, berlokasi di RT 22, RW 04, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami memulai usaha ini sejak 2008, awalnya hanya bermodalkan alat seadanya. Namun, seiring berjalannya waktu, kami bisa membeli alat pembersih biji gewang sehingga memudahkan proses produksi," tutur Hersin beberapa waktu lalu.

Ia memasarkan produknya di NTT hingga Bali, dengan harga jual bervariasi. Seperti gantungan kunci motor dijual grosir Rp 10 ribu, sedangkan eceran Rp 15-20 ribu. Anting dijual harga grosir Rp 25 ribu dan eceran Rp 35 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, tasbih dijual harga grosir Rp 50 ribu dan eceran Rp 65-75 ribu. "Kami jual kebanyakan di NTT dan Bali. Harga perhiasan itu tergantung desain, yang unik dan bagus pasti harganya beda," ungkapnya.

Hersin mengaku membuka bisnis ini karena melihat biji gewang cukup melimpah di NTT, namun jarang dimanfaatkan sebagai produk seni, padahal bernilai jual tinggi. Bahan baku biji gewang diperolehnya dari Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara dengan harga Rp 15 ribu per kilogram.

ADVERTISEMENT

"Saya berpikir memulai usaha walaupun mengalami banyak kendala. Biasanya (bahan baku) beli dari masyarakat, harus bangun komunikasi untuk bisa dapat bahan baku," papar Hersin.

Dulu, dalam sehari hanya bisa memproduksi enam tasbih karena masih menggunakan alat manual. Kini, setelah memiliki alat, Nice Handycraft bisa memproduksi hingga 30 tasbih dan 50 pasang anting.

"Awalnya memang sulit, tapi dengan kerja keras dan doa semuanya berjalan lancar walaupun dengan alat seadanya. Pada akhirnya juga bisa menikmati hasil yang lumayan," tuturnya.

Ia pun berharap usahanya bisa membuka lapangan kerja dan memotivasi anak muda untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. "Saya berharap anak-anak muda zaman sekarang punya wawasan yang luas karena potensi sumber daya alam kita sangat banyak," pungkasnya.

Untuk diketahui, tanaman gewang (Corypha Utan) merupakan sejenis palma tinggi yang tumbuh di daerah dataran rendah. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di NTT. Selain biji, bagian daunnya bisa digunakan sebagai tali pengikat dan atap rumah.




(irb/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads