"Tim Labfor saat ini sedang bekerja untuk melakukan penyelidikan terhadap kapal yang terbakar tersebut," kata Iwan Rabu (29/3/2023).
Iwan belum bisa membeberkan hasil temuan tim Labfor. "Semoga beberapa hari ke depan kami sudah dapat memberikan keterangan hasil olah TKP (tempat kejadian perkara)," katanya.
Polisi, Iwan melanjutkan, masih fokus pada pencarian korban kapal tanker itu. Luas area pencarian korban mencapai 50 mil.
"Pencarian hampir seluruh pesisir Pantai Ampenan sampai perairan Gili Naggu, Gili Sudak, Perairan Pantai Cemara hingga ke Pantai Senggigi," kata Iwan.
Sebelumnya, PT Pertamina International Shipping (PIS) mengungkap awal mula kebakaran Kapal MT Kristin di perairan Ampenan, Kota Mataram, NTB, pada Minggu (26/3/2023). Kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter Pertalite itu merupakan milik PT Hanlyn Jaya Mandiri.
Kapal tanker tersebut disewa PIS untuk mengangkut BBM ke Depo Ampenan dan Depo Sanggaran, Benoa, Bali. Kebakaran terjadi saat kapal melakukan labuh jangkar.
"Titik api terlihat berasal dari forecastle atau mooring deck depan dan menyebabkan timbulnya api," kata Area Manager Communication Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Taufiq Kurniawan, Minggu (26/3/2023).
Salah Satu Jenazah ABK Akan Dipulangkan
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda NTB Kombes Sumarsono mengatakan satu jenazah yang berhasil diidentifikasi bernama Sukirman. Jasad anak buah kapal (ABK) itu akan dipulangkan ke keluarganya di Jakarta.
"Jenazah korban sudah diserahkan kepada keluarganya pagi tadi dan akan diberangkatkan ke Jakarta," tutur Sumarsono.
Tim Biddokes Polda NTB, Sumarsono melanjutkan, juga memberikan layanan kesehatan kepada 14 ABK yang selamat. Namun, hingga kini, keluarga ABK yang selamat tersebut belum menghubungi posko Disaster Victim Identification (DVI).
(gsp/hsa)