Ada Pungli Angkut Barang dan Jasa Seberangkan Motor di 'Gunung Bergeser'

Kupang

Ada Pungli Angkut Barang dan Jasa Seberangkan Motor di 'Gunung Bergeser'

Yufen Ernesto - detikBali
Selasa, 21 Feb 2023 07:19 WIB
Warga melintasi lokasi longsor di Takari, Kabupaten Kupang, NTT, Senin (20/2/2023).
Warga melintasi lokasi longsor di Takari, Kabupaten Kupang, NTT, Senin (20/2/2023). Foto: Yufen Ernesto/detikBali
Kupang -

Warga yang melintasi lokasi longsor di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan ongkos jasa angkut barang oleh sejumlah pemuda yang semakin mahal.

Warga asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Rut Selan mengatakan saat turun bus dari arah Kota Kupang menuju kampung halamannya, ia ditawari seorang pemuda untuk mengangkut kardusnya. Kesepakatan ongkos Rp 20.000, namun sesampainya di tujuan malah diminta jasa angkut Rp 55.000.

"Saya turun dari bus, dia datang tawar untuk pikul kardus, kami sepakat bayar Rp 20.000, karena saya tahu jaraknya lumayan jauh. Namun, sampai di tempat parkiran bus TTS malah dia minta bayar lebih yaitu Rp 55.000," ujarnya sangat kesal saat ditemui detikBali, Senin (20/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rut, oknum yang memanfaatkan kondisi masyarakat yang kesulitan mengakses jalan itu tidak wajar. "Sangat tidak wajar, kasihan saya sudah tua. Saya heran dengan manusia-manusia itu, bukannya saling membantu malah memanfaatkan situasi untuk peras orang," ungkapnya.

Tak hanya dirinya, Rut mengaku banyak warga yang juga mengeluhkan tindakan sejumlah oknum pemuda itu. Warga Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan menuju Kota Kupang dan sebaliknya, merasa dirugikan dengan ongkos angkut barang tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya dengar cerita sejak masih di Kupang. Anak-anak di lokasi suka memaksa kami untuk memakai jasa pikul barang, tapi nanti pasang tarif cukup tinggi," terangnya.

Oleh karena itu, ia berharap aparat kepolisian bisa menertibkan aktivitas para pemuda yang sering meminta ongkos jasa angkut barang tinggi. Ia juga meminta pekerjaan jalan alternatif bisa secepatnya diselesaikan sehingga warga bisa melintas dengan aman.

"Semoga bapak-bapak polisi bisa menertibkan mereka karena saya lihat mereka tidak ada hati sosial. Memang saya akui mereka pikul jalan kaki sekitar tiga kilometer, tapi coba saling mengerti saja, kalau minta tambah ongkos asal dibilang dari awal," katanya.

Sementara warga lain Elias Buin menyebut ongkos menyeberangkan kendaraan roda dua sebesar Rp 120.000 hingga Rp 150.000. Dia terpaksa membayar Rp 120.000 karena tidak sanggup melintasi jalur alternatif yang berlumpur itu.

"Tadi saya bayar Rp 120.000 untuk menyeberangkan motor saya karena jalurnya berlumpur dan bisa buat jatuh. Tapi tadi saya punya kawan guru itu katanya dia bayar Rp 150.000," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto mengatakan personel Polres Kupang disiagakan 24 jam di lokasi longsor agar bisa menjaga lalu lintas warga dan keamanan pengguna jalan.

Dia menegaskan akan menindak tegas jika ada oknum yang melakukan pungutan tidak sesuai. "Personel opsnal sudah memantau di jalur alternatif tersebut, ada temuan nanti kami tindak," pungkasnya.




(irb/bir)

Hide Ads