Caesar Hendrik Meo Tnunay atau Nono menempuh jarak tiga kilometer dari rumahnya ke Sekolah Dasar Inpres (SDI) Buraen II, Amarasi Selatan, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Juara kompetisi matematika internasional (Abacus Brain Gym) 2022 ini lebih sering berjalan kaki saat berangkat ke sekolah bersama teman-temannya.
Sesekali Nono juga diantar oleh ayahnya dengan motor. "Setiap hari saya jalan kaki saja dan kalau bapak tidak sibuk, kadang diantar dengan motor," kata Nono kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).
Ayah Nono, Raflim Meo Tnunai, menuturkan buah hatinya itu mandiri dan disiplin. Siswa kelas 2 SD itu memiliki rasa ingin tahu dan suka membantu kawan-kawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nono itu sangat mandiri dan disiplin meski dia anak bungsu," ujar Raflim.
Nono lahir di Amarasi Selatan pada 2 April 2015. Sang ayah, Raflim Meo Tnunai, sehari-hari bekerja serabutan dan sempat menjadi kuli atau tukang bangunan. Sedangkan sang ibu, Nuryati Seran, guru dengan status kontrak.
Nama Nono harum berkat prestasinya menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022. Ia berhasil menyingkirkan 7 ribu peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.
Saat mengikuti kompetisi Matematika tingkat dunia itu, Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file. Diketahui dalam 1 file terdapat 10 soal, sehingga total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun ialah sebanyak 152.010 soal. Soal-soal tersebut diujikan secara virtual dan listening dalam bahasa Inggris.
(gsp/iws)