Buaya yang muncul di Sungai Tarung Arung, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah ternyata tak cuma seekor. Kepala Desa Bangket Parak Genah Genuh mengatakan, ada 3-4 ekor buaya yang naik ke permukaan.
Menurut dia, munculnya buaya itu biasa terjadi setiap tahun. Sejak kisaran tahun 2020 lalu.
"Banyaknya itu ada 3 atau gak 4 ekor ya. Kadang munculnya secara bersamaan di satu titik. Kadang di tempat yang berbeda," kata Genah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Genah buaya yang muncul di Sungai Tarung Arung itu memang merupakan buaya muara di Teluk Awang. Buaya itu sering muncul juga di antara pertemuan air laut dan sungai di teluk pantai Awang.
"Dari dulu sudah di sana. Tapi Alhamdulillah buaya ini tidak pernah mengganggu warga. Tidak pernah makan hewan ternak warga juga. Kalau muncul juga jadi tontonan warga. Kadang dikasi ayam sama warga," ujar Genah.
Menurut Genah buaya muara itu muncul tepat sekitar pukul 07.00 Wita pagi. Penemuan buaya itu pertama kali ditemukan oleh warga yang akan mencari rumput gajah di sekitar sungai.
"Buaya ini sengaja kita biarkan tidak berani diburu. Takut dia marah begitu. Dari cerita-cerita kan kalau diburu bisa marah. Tidak berani kita ganggu. Kita juga tidak ganggu dia. Dia juga tidak ganggu kita," kata Genah.
Terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam Provinsi NTB Budhy Kurniawan mengaku sudah mendapat informasi soal keberadaan buaya di Sungai Tarung Arung tersebut.
"Kita sudah dapat informasi. Tadi teman-teman sudah turun ke lokasi. Tapi dari pagi sampai sore ini kami tidak menemukan buaya itu muncul ke permukaan sungai," kata Budhi di Mataram.
Dia pun menduga bahwa buaya itu muncul ke permukaan sungai karena lokasi tersebut merupakan habitat aslinya. Dia pun menyarankan agar masyarakat yang bermukim di sekitar sungai agar tidak mandi atau beraktivitas di sekitar sungai.
"Saya sudah koordinasi dengan masyarakat. Kita minta masyarakat tidak panik. Dan minta warga tidak beraktivitas dulu di sekitar sungai Tarung-Arung," pungkas Budhi.
(hsa/dpra)