Banjir bandang yang menerjang Desa Sebeok, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebabkan puluhan hektare sawah milik warga hilang, padi yang baru ditanam dipastikan gagal panen, hingga jembatan jebol. Air sungai meluap setelah diguyur hujan deras di wilayah hulu dan sungai dangkal.
"Rata-rata padinya baru ditanam semua. Kemungkinan tidak bisa dipanen," kata Kepala Desa Sebeok Sumbawa, Agus Mutahir saat dihubungi detikBali, Selasa (6/12/2022).
Agus menjelaskan, banjir yang disebabkan hujan deras yang mengguyur desanya dan sebagian besar wilayah Sumbawa pada Senin (5/12/2022) kemarin itu, menyebabkan persawahan yang berdekatan dengan bibir sungai abrasi hingga tak bisa lagi ditanami padi dan jagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sawah milik warga, Pak Rifai itu kurang lebih satu hektare, sawahnya tinggal satu petak. Itu sudah ditanam pagi. Di bawah jembatan sudah ditanam pagi juga, sawah milik warga," jelas Agus.
Disebutkannya, rata-rata persawahan hilang karena abrasi sungai sehingga tidak bisa lagi dijadikan lahan untuk tanam padi. Selain merusak sawah, banjir juga menyebabkan sayap jembatan desa jebol.
"Karena abrasi itu sawah tidak bisa lagi ditanam karena sudah menjadi sungai. Karena sawah itu berada di pinggir sungai semua. Sayap jembatan juga jebol," ungkapnya.
Agus mengatakan, meski menghilangkan sawah, banjir tersebut tak merusak fasilitas desa dan hanya menggenangi beberapa rumah warga namun tidak terlalu parah. "Kalau masuk pemukiman ada, tapi tidak terlalu parah. Rumah saya juga kebanjiran dimasuki air kemarin," tuturnya.
Agus mengaku khawatir jika terjadi banjir gunung susulan dan menyebabkan banjir bandang hingga masuk ke pemukiman warga. Dia berharap, pemerintah mau melakukan normalisasi sungai yang saat ini dalam kondisi sangat dangkal.
"Cuma harapan kami itu normalisasi sungai, karena sungainya sudah dangkal. Ini sudah kami proses pengajuan permintaan ke pemerintah," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Sumbawa, Rusdianto membenarkan bencana itu.Ia mengaku pihaknya sudah melakukan pemantauan dan pengecekan di lokasi kejadian.
"Kami kemarin langsung turun tanpa menunggu dari kecamatan maupun desa, longsornya tidak di jalan utama. Soalnya kemarin saya cek hanya bantaran sungai yang tergerus air bah," jelasnya.
(irb/hsa)