Gempa magnitudo 5,5 yang mengguncang Kabupaten Kupang, NTT pada Minggu malam (20/11/2022) menyisakan trauma bagi warga. Salah satunya yang terdampak paling parah di Desa Retraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang.
Dikisahkan warga RT 06, RW 04 Desa Retraen, mereka merasakan 6 kali gempa sebelum rumah akhirnya rumah nyaris rata tanah. Mereka merasakan guncangan pertama gempa bumi sekitar pukul 10.30 Wita sehingga berlari keluar tinggalkan rumah.
"Saat itu guncangan sangat besar, sehingga rumah langsung retak. Kami lari keluar sampai depan rumah ada 1 kali goncangan lagi langsung rumah rubuh perlahan-lahan dari bagian belakang hingga rata tanah," kisah Marsalina Poko warga yang rumahnya rata tanah kepada detikBali Senin (21/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marsalina mengungkapkan saat kejadian ia dan anak-anak berdiri di luar pintu depan dengan penuh kepanikan. Ia bersama kedua orang anak, yang pertama umur 15 tahun dan kedua berumur 12 tahun.
Berkas-berkas penting, peralatan dapur, dan sejumlah barang dalam rumah nyaris hancur dan tidak sempat diselamatkan.
"Saya kenakan pakaian di badan saja. Sendal juga tadi tetangga yang kasih," ungkap Marsalina Poko lemas.
Sementara Haryanto Poko mengatakan kejadian awal langsung istrinya telepon beritahu. Saat itu dia berada di Kota Kupang, pasca mendapat kabar dia langsung bergegas pulang.
"Ketika pulang, rumah sudah dalam keadaan rata tanah. Syukur istri dan kedua anak saya selamat," kata Haryanto
Warga sekitar antusias hadir menyaksikan rumah Haryanto yang terdampak gempa bumi. Bangunan rumah tembok itu rata dengan tanah dan hancur berantakan.
Haryanto dan istrinya Marsalina mendapat bantuan logistik berupa terpal, peralatan dapur, beras, dan makanan instan dari BPBD Kabupaten Kupang.
Anak-anak trauma di halaman selanjutnya
"Kalau di Desa Sahraen ada 1 rumah yang retak tembok dan miring sementara di Kelurahan Sonraen ada 2 rumah. 1 rumah bagian depan ambruk rata tanah. 1 rumah retak tembok," beber Frans Wewo.
Sementara Sofia Runesi mengungkapkan guncangan gempa bumi membuat warga RT 12, RW 06, Kelurahan Sonraen panik dan berhamburan.
"Saat guncangan kami di acara pesta. Ada yang menangis, ada yang berpelukan. Semua panik," katanya nampak lesu.
Sofia Runesi menambahkan pasca guncangan gempa bumi anaknya bernama Reviona Runesi (9) kelas 4 SD Negeri Sonraen mengalami trauma hingga sakit.
"Nona sangat panik dan tidak tidur tadi malam," pungkasnya sambil memeluk anaknya yang sakit.
Sementara data yang dihimpun detikBali terdapat 8 rumah warga terdampak guncangan gempa bumi di Kecamatan Amarasi Selatan.
Simak Video "Video: Rumah Warga di Purwakarta Rusak Akibat Gempa M 4,7 Bekasi"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/dpra)