Jembatan di Amfoang NTT Jebol, Warga Hadiri Nikah Massal Sempat Terjebak

Kupang

Jembatan di Amfoang NTT Jebol, Warga Hadiri Nikah Massal Sempat Terjebak

Yufen Ernesto - detikBali
Sabtu, 19 Nov 2022 15:43 WIB
Salah satu jembatan penghubung di RT 003, RW 002, Dusun 001, Desa Binafun, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jebol diterjang banjir.
Jembatan penghubung di RT 003, RW 002, Dusun 001, Desa Binafun, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jebol diterjang banjir. Foto: Yufen Ernesto
Kupang -

Salah satu jembatan penghubung di RT 003, RW 002, Dusun 001, Desa Binafun, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jebol diterjang banjir, Jumat (18/11/2022) sekitar pukul 14.00 Wita.

Sekretaris Desa Binafun Oktovianus Naibaus mengatakan, jembatan yang dibangun tahun 2013 itu, merupakan satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Desa Binafun, Desa Bonmuti, Desa Taneo Tob, dan Desa Noebesi ke ibukota Kecamatan Amfoang Tengah, Fatumonas dan ke Kupang.

"Sejak kemarin sore jembatan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua dan roda enam. Akses warga yang bepergian jalan kaki ke kebun pun terhambat," ujarnya saat dikonfirmasi detikbali via pesan WhasApp, Sabtu (19/11/2022) Sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oktovianus mengungkapkan, pasca ambruk warga setempat yang menghadiri acara nikah massal di Desa Bonmuti sempat terhambat. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kupang juga tidak bisa lewat saat mau kembali ke Kupang.

"Tadi pagi saya bersama masyarakat Dusun 001 sempat melakukan kerja bakti di jembatan sehingga mobil pikap dan motor bisa lewat, namun saat ini sementara hujan deras, jadi jika banjir maka kerja bakti kami pasti akan rusak lagi," terangnya.

ADVERTISEMENT

Oktovianus berharap secepatnya mendapat penanganan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang untuk pembangunan jembatan. Pasalnya, jembatan menjadi akses masyarakat beberapa desa, terutama saat musim hujan. Jika putus total maka masyarakat yang mau ke gereja dan anak-anak sekolah tidak bisa ke sekolah.

Terpisah, Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Mekris Taebenu mengaku mengalami kendala kiriman bekal dan uang, karena mobil pikap tidak bisa lewat. "Kami bisa kelaparan kalau kiriman belum sampai. Semoga Dinas PUPR Kabupaten Kupang cepat atasi," bebernya.




(irb/hsa)

Hide Ads