Tuntutan Aksi
Para massa aksi melakukan orasi secara bergantian, juga menyanyikan yel-yel tolak dan bubarkan pertemuan KTT G20. Koordinator Umum Demonstrasi Syahrul Sukwan mengungkapkan, pertemuan G20 tidak berorientasi menyelesaikan pemanasan global.
Menurutnya, justru memperparah karena akan memperbesar perampasan tanah, hutan, wilayah pesisir sebagai penopang industri milik imperialis. Nasib kaum tani akan dihadapkan dengan perampasan tanah, hutan, konversi lahan, krisis pangan karena gagal panen yang disebabkan curah hujan tidak menentu, dan bahaya badai yang akan terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"G20 tetap sebagai forum imperialis melancarkan kepentingan untuk merampas sumber daya alam, memanfaatkan kelimpahan tenaga kerja, menjadikan Indonesia sebagai pasar dan sasaran melalui utang dan investasi," ujar Syahrul Sukwan.
Selain berorasi, mereka juga membawa sejumlah tuntutan di antaranya sebagai berikut.
- Tolak G20
- Bubarkan G20
- Tegakkan HAM
- Tolak RKUHP
- Deklarasikan darurat iklim
- Cabut UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
- Lawan dominasi imperialisme di Indonesia
- Hentikan segala bentuk aktivitas pemprov di Pubabu-Besipae sebelum ada penyelesaian konflik yang jelas
- Hentikan kriminalisasi dan represif terhadap masyarakat yang berjuang
- Undang-undang demi keadilan bukan untuk kesewenang-wenangan pemerintah
- Jalankan reforma agraria sejati dan bangun industrialisasi nasional
- Wujudkan endidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat
Sementara itu, Kapolres Kupang Kota Kombes Pol Rihsian Krisna Budhiaswanto mengatakan, penyampaian pendapat di muka umum sudah diatur dalam UU. Namun dia berharap masyarakat bisa memahami tujuan dari pelaksanaan kegiatan itu.
"Prinsipnya polisi mengamankan kegiatan ini dengan ketat. Ada 80-an anggota," ucapnya singkat saat diwawancarai di lokasi.
Simak Video "Momen Jokowi Sigap Menahan Biden yang Tersandung Tangga"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hsa)