Pemilik rumah tersebut adalah Kabali Todda. Kini dia bingung harus tinggal di mana. Apalagi Kabali bertanggung jawab atas istri dan lima anaknya. Namun, dia bersyukur tidak ada yang terluka akibat kejadian tersebut.
Kabali mengatakan, saat kejadian, dia beserta istri dan kelima anak tidak berada di rumah. Mereka dalam perjalanan pulang dari sawah. Namun hujan deras disertai angin kencang menerjang. Mereka memilih berteduh dulu.
"Hujan deras dalam perjalanan sehingga kami memilih berteduh sekira 2 jam di rumah warga. Setelah lanjut perjalanan, sampai di rumah sudah dalam keadaan rata ditimpa pohon besar," ujar Kabali Toda kepada detikBali saat dihubungi via telepon, Minggu (06/11/2022) malam.
Tidak ada korban jiwa atau luka karena rumah dalam keadaan kosong. Namun, rumah Kabali beserta isinya rusak berat. Antara lain, peralatan dapur, tempat tidur, meja makan, lemari, dan beberapa barang rumah tangga lain. Kabali pun bingung kini harus tinggal di mana.
Menurut Kabali Todda pasca kejadian itu langsung melaporkan ke pemerintah desa. Selang 1 jam mereka langsung menuju lokasi kejadian untuk mengambil data dan dokumentasi kerusakan luar. Selanjutnya Kepala Desa mengarahkan untuk besok Senin (07/11/2022) mengantarkan surat keterangan kerusakan rumah akibat bencana ke Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kabupaten Sumba Tengah.
"Bekerja sebagai petani, kadang penghasilan tidak menentu, ditambah lagi rumah sudah dalam keadaan rusak berat, semoga ada perhatian serius dari pemerintah karena selama ini tidak pernah terima bantuan apapun dari pemerintah sini," beber Kabali Todda.
(hsa/dpra)