Pemandangan indah nan sejuk di sisi Bendungan Pengga menambah daya pikat tempat ini. Hamparan padi yang luas serta pepohonan rindang menjadi tempat yang pas untuk bersantai dan menikmati pemandangan.
Bendungan Pengga memiliki fungsi mendistribusikan air ke sawah warga di Kabupaten Lombok Tengah. Bahkan aliran anak sungai dari Bendungan Pengga sampai ke wilayah Kabupaten Lombok Barat. Aliran airnya menjadi berkah bagi para petani, karena dari muara bendungan, air mengalir hingga Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat sejauh sekitar 13 kilometer.
Menurut salah satu warga Desa Pelambik Muhammad Hadi (37), pembangunan Bendungan Pengga dilakukan tahun 1991 hingga 1994 silam, dibangun pada masa kepemimpinan presiden kedua Soeharto. Bendungan yang memiliki DAS seluas 342 kilometer persegi ini, kata Hadi, menjadi tempat aktivitas dan rekreasi warga setempat. Selain berfungsi sebagai sumber air sawah warga, Bendungan Pengga juga menjadi destinasi wisata.
"Banyak juga penggembala yang melepas kerbaunya di sini. Bukan hanya itu saja, banyak muda-mudi berlibur pada akhir pekan ke sini. Seperti mancing, jaring ikan, atau hanya duduk santai," kata Hadi, Minggu (3/7/2022).
Bendungan Pengga memiliki pemandangan yang khas. Berada di bawah kaki bukit Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat, pemandangan bendungan ini menarik minat siapa saja yang datang. Apalagi, kata Hadi, lokasi bendungan pasti dibaluti kabut tebal yang turun di air bendungan ketika pagi, sehingga membuat pemandangan semakin menakjubkan.
"Yang bagus di sini itu saat matahari terbit. Pagi-pagi menikmati sunrise usai menjalani solat subuh. Pasti ketagihan," kata Hadi.
Selain bisa melakukan aktivitas memancing dan menangkap ikan, area bendungan juga bisa menjadi lokasi olahraga ringan, seperti lari sore, lari pagi, hingga lokasi kemah keluarga. Namun, belum ada fasilitas umum penunjang bagi pengunjung Bendungan Pengga.
"Jadi di sini bisa bersantai bersama keluarga. Hanya saja fasilitas masih belum memadai, seperti kamar mandi dan lain-lain. Karena kan ini sepenuhnya bukan lokasi wisata," ujarnya.
Pengunjung bisa menikmati pemandangan dengan membawa tikar sebagai alas duduk bersantai di bagian utara DAS Bendungan. Di sana pengunjung akan menemukan pepohonan rindang. Bisa juga menjadi lokasi swafoto dan selfie menghadap Bendungan Pengga.
Herudin (32), warga asal Desa Lembar, Kecamatan Lembar Lombok Barat yang berkunjung di Bendungan Pengga, mengaku memilih berlibur ke sini untuk memancing ikan. Ikan yang sering didapat seperti ikan mujair dan gabus. Ia biasanya memang menghabiskan waktu libur akhir pekan di Bendungan Pengga untuk mencari ikan.
"Ada banyak ikan di sini. Jadi cuma bawa joran saja cukup. Nanti beli umpan di rumah warga. Umpannya kan cukup beli udang Rp 5 ribu sudah bisa mancing sampai sore," kata pria yang berprofesi buruh harian lepas ini.
Diketahui, pada perhelatan event MotoGP Mandalika Maret 2022 lalu, air di Bendungan Pengga ini dialirkan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika untuk memasok kebutuhan air untuk penonton. Air yang dialiri, kata Herudin, sebagai bahan dasar kebutuhan, seperti buang air kecil dan berwudlu di Sirkuit MotoGP Mandalika.
"Jadi banyak fungsinya. Selain bisa mancing, santai, dan menjadi sumber penghidupan warga di sini," katanya.
Untuk masuk area bendungan, wisatawan tidak perlu membayar biaya apapun. Wisatawan bisa langsung datang dan memarkir kendaraan di atas DAS pengatur aliran air dan area Bendungan Pengga.
Jarak Bendungan Pengga dari ibukota Praya Lombok Tengah sekitar 15 kilometer. Jika berangkat dari Bandara Internasional Lombok bisa ditempuh sekitar 20 menit sampai ke Bendungan Pengga.
Jika datang dari Kota Mataram, pengunjung bisa melewati jalan alternatif dari jalan umum di Kecamatan Kuripan Lombok Barat ke arah Desa Pelambik. Jarak tempuh dari Kota Mataram menuju Bendungan Pengga sekitar 45 menit dengan jarak 27 kilometer.
(irb/irb)