Kekayaan alam hutan adat di Desa Santong Kecamatan Kayangan Lombok Utara, NTB merupakan berkah yang tiada tara. Hutan adat yang terletak di ujung desa memiliki sedikitnya 30 air terjun yang ciamik dan menawan. Bahkan, warga desa acap kali menyebut seluruh air terjun yang berada di Desa Santong sebagai sumber kehidupan masyarakat setempat. Air Terjun atau "Tiu" dalam bahasa khas suku sasak bagian Lombok Utara memiliki beragam fungsi bagi kehidupan warga, baik sebagai sumber air konsumsi, persawahan dan sektor pariwisata.
Aliran mata air yang bersumber dari bawah kaki Gunung Rinjani bagian utara itu mengalirkan 30 air terjun yang cantik dengan keunikannya masing-masing. Dalam satu aliran air, setidaknya ada 21 air terjun yang telah diberi nama oleh warga adat setempat.
"Ya memang dari 30 air terjun, 9 diantaranya kita belum berikan nama. Bahkan ada air terjun tertinggi di pulau Lombok ada di Desa Santong yaitu Air Terjun Sekeper dengan diperkirakan mencapai 100 meter," kata Ketua Kelompok Pemuda Sadar Wisata Desa Santong, Malkam Hadi, Sabtu (4/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pintu masuk Kawasan hutan adat, pengunjung bisa mandi di air terjun waker lokasi muara aliran sumber mata air dari pegunungan Gunung Rinjani. Aliran air Waker ini ujar Malkam difungsikan sebagai air minum dan mengairi perkampungan warga di Desa Santong."Semua aliran air di desa diambil dari Waker ini. Pipa-pipa aliran air akan dipasang dari penampungan air Waker," kata Malkam.
Rute menuju Desa Santong jika berangkat dari Kota Mataram bisa mengambil arah ke arah Tanjung Lombok Utara. Dari Kecamatan Tanjung, pengunjung bisa meneruskan perjalanan menuju pertigaan Kecamatan Kayangan. Kemudian pengunjung bisa mengikuti rute menuju Desa Santong.
Dari Desa Santong pengunjung bisa mengambil arah ke Air Terjun yang cukup familiar di Desa Santong yaitu Tiu Teja dan Tiu Sekeper. Kebetulan dua air terjun ini cukup tersohor karena memiliki keindahan untuk menarik wisatawan.
Dalam perjalanan menuju 30 air terjun ini, pengunjung akan melewati daerah hutan adat warga mulai masuk ke area Waker lokasi penampungan air perkampungan warga Desa Santong. Jalan masuk dari perkebunan warga mulai dari beton hingga tanah.
"Karena terus menanjak ke atas pegunungan melewati jalan setapak hutan adat. Jalan bebatuan, berkerikil serta berpasir, kita sarankan pengunjung menggunakan roda dua manual bukan matik," kata Malkam.
Setelah 10 menit perjalanan, dari perkampungan warga di Desa Santong, pengunjung akan menemui air terjun pertama di atas Waker Tiu Teja. Dari satu aliran Tiu Teja tersebut, sederet 20 air terjun dengan keindahan dan ciri khas masing-masing bisa dijumpai wisatawan.
Adapun nama 21 air terjun yang terletak di Desa Santong dengan keindahan masing antara lain:
Tiu Teja
Tiu Skeper
Tiu Lagundik
Tiu Sampurarung
Alas Pandan
Sandar Nyawa
Batu Ceper
Tiu Prabu
Tiu Mata Rimba
Tiu Bidari
Tiu Goa Walet
Tiu Jaladara
Tiu Jayangrana
Tiu Cundamanik
Tiu Batu Kolam
Lembah Galuh
Tibu Bombong
Tiu Lawang
Goa Tandang
Waker
Air Terjun Menanga
Malkam juga menuturkan dari 21 air terjun yang sudah memiliki nama itu, memiliki suasana dan daya tarik yang berbeda. Walau berasal dari satu aliran mata air, wisatawan bisa berkunjung ke semua air terjun. Mulai dari Waker sampai dengan air terjun terakhir Menanga.
Menurut Malkam 9 air terjun yang belum memiliki nama tersebut awalnya ditemukan pada saat tim ekspedisi Pokdarwis Desa Santong beberapa waktu lalu. Tujuh air terjun juga ditemukan, di antaranya Air Terjun Batu Kolam, Jayangrana, Lembah Galuh, Gowa Walet, Mata Rimba, Jaladara dan Menanga.
"Dulunya di atas Air Terjun Bidari belum diberi nama. Baru ke Batu Kolam, Goa Walet, Lembah Galuh dan terpusatnya di Menanga. Semua ini adalah berkah untuk kami," kata Malkam.
Menurutnya, dari 9 air terjun yang belum memiliki merupakan air terjun musiman dan aktif. Ia pun meminta agar pemerintah Kabupaten Lombok Utara memberikan dukungan fasilitas pendukung untuk merapikan akses menuju 30 air terjun di Desa Santong.
Dengan begitu, wisata Air Terjun ini bisa lebih terkenal dan bisa meningkatkan jumlah kunjungan. Baik dari wisatawan lokal, nasional bahkan internasional. Pasalnya, memasuki area wisata air terjun ini belum memiliki tiket atau karcis masuk. Semua wisatawan bebas masuk area air terjun dengan hanya membayar karcis parkir hanya Rp 5.000 saja.
"Kami minta agar akses segera diperbaiki agar semua air terjun ini lebih dikenal dari kalangan wisatawan," harap Malkam.
(kws/kws)