Fakta Unik Kolo, Makanan Tradisional Masyarakat Labuan Bajo NTT

Fakta Unik Kolo, Makanan Tradisional Masyarakat Labuan Bajo NTT

I Komang Murdana - detikBali
Kamis, 23 Okt 2025 11:09 WIB
Makanan Kolo Khas Labuan Bajo, NTT (Dok. Indonesia.org)
Foto: Makanan Kolo Khas Labuan Bajo, NTT (Dok. Indonesia.org)
Manggarai Barat -

Labuan Bajo memiliki warisan hidangan tradisional yang sangat unik, yaitu Kolo. Kolo merupakan makanan yang dimasak menggunakan bambu.

Kolo memiliki rasa gurih, aroma asap yang khas, dan tekstur yang pulen. Makanan ini juga sering disebut dengan nasi bambu atau nasi bakar khas Nusa Tenggara Timur (NTT). Disebut demikian karena dalam proses memasaknya, beras akan dimasukan ke dalam bambu lalu dimasak dengan cara dibakar. Biasanya kolo akan dihidangkan pada saat syukuran atau pada saat musim panen. Kolo dapat dinikmati dengan lauk ayam maupun se'i (daging asap).

Berikut resep dan fakta unik kolo, makanan tradisional masyarakat Labuan Bajo, NTT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta unik kolo

β€’ Mirip lemang dari Sumatera

Makanan Kalo terlihat mirip dengan lemang dari Sumatera karena sama-sama dimasak menggunakan bambu. Perbedaan kedua makanan ini terletak pada bahan yang digunakan. Untuk memasak Kolo hanya diperlukan beras, garam, dan minyak. Sedangkan lemang menggunakan beras ketan dan santan.

ADVERTISEMENT

Tekstur dan rasa yang dihasilkan pun berbeda. Kolo memiliki rasa gurih dengan tekstur yang padat. Sedangkan lemang cenderung lebih lembut dan lebih krimi yang dihasilkan dari santan.

β€’ Simbol kebersamaan dan gotong royong

Dalam budaya masyarakat Labuan Bajo, kolo tidak sekedar makanan, tetapi lambang kebersamaan dan gotong royong. Proses pembuatannya dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat. Makanan ini biasanya dibuat saat ada perayaan adat dan pesta sebelum dan sesudah panen.

Ini merupakan bentuk rasa syukur yang ditunjukkan oleh masyarakat Labuan Bajo kepada leluhur atas nikmat, rezeki, dan limpahan kekayaan alam yang diberikan. Kolo juga menjadi jembatan untuk masyarakat tetap menjalin tali silaturahmi.

β€’ Bisa disajikan tanpa lauk

Karena sudah dimasak menggunakan garam dan minyak, membuat makananKolo bisa disantap tanpa lauk tambahan.Kolo memiliki cita rasa gurih dan aroma harum khas bambu yang memberikan rasa lezat dan khas. Meski begitu, masyarakat setempat sering menikmatiKolo dengan laukse'i (daging asap) atau samballu'ut yang memiliki cita rasa pedas segar.

β€’ Proses memasak yang rumit

Setiap hidangan yang memiliki cita rasa yang enak, sudah dipastikan dalam pembuatannya melewati proses yang rumit. Hal yang pertama harus dilakukan membuat Kolo adalah mencari bambu yang nantinya akan digunakan untuk memasak.

Kemudian memberikan bumbu khas Labuan Bajo ke beras yang sudah dicuci bersih. Selanjutnya beras dimasukan ke dalam bambu dan dibakar di bara api hingga matang.

Selama dibakar, Kolo harus terus diawasi agar tidak gosong. Hal ini memerlukan kecermatan dan keahlian karena harus dipastikan bagian luar Kolo tidak gosong dan bagian dalam harus matang.

Resep Membuat Kolo

Berikut resep membuat makanan kolo yang bisa kamu coba dirumah:

Bahan Kolo
- Beras
- Garam
- Minyak
- Penyedap rasa
- Daun Pandan
- Daun pisang
- Bambu berdiameter 7 cm dan panjang 30 cm

Cara membuat Kolo

1. Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Potong bambu sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan.
2. Cuci beras sampai bersih dan campur dengan garam, minyak daun pandan, dan penyedap rasa sesuai selera. Lalu, tambahkan air dan aduk kembali.
3. Kemudian, masukkan beras ke dalam bambu. Tutup kedua lubangnya menggunakan daun pisang.
4. Selanjutnya, bakar di atas bara api selama kurang lebih 30 menit. Angkat setelah matang dan sajikan di piring. Patikan bambu tidak gosong dan isi yang ada di dalam bambu matang sempurna.

Nah itu dia tadi fakta unik dan resep untuk membuat Kolo di rumah. Semoga bermanfaat.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads