Merayakan dibukanya keran pariwisata Bali, Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade) bersukacita karena dapat kembali membuka rantai pasokan makanan, khususnya daging sapi dan domba Australia yang dikenal memiliki kualitas premium.
Selain daging sapi dan domba, buah-buahan dan sayuran segar asli Australia menjadi tantangan tersendiri untuk menciptakan hidangan premium. Salah satunya bagi Chef Agung Gede yang mengikuti ajang Chef Challenge and Competition yang digelar Austrade, di Hotel Bintang Lima St. Regis, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (26/1/2023).
Executive Chef dari St. Regis Hotel Bali ini mengaku tertantang dengan aneka sayuran dan bahan khusus yang didatangkan dari negeri Kanguru. Ia berusaha menghidangkan makanan kualitas nomor satu kepada para tamu dan executive chef yang hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara perdana Chef Agung membuat sembilan menu makan malam sekaligus hidangan penutup dalam Taste and Create with Australia. "Kebetulan kami menggunakan daging dari Australia, kami combine dengan based table fruit yang dihasilkan dari Australia dan di-create ingredient-nya dari sana," kata Chef Agung.
Menurutnya, kualitas produk Australia sangat berpengaruh dari segi kebersihan. Sebab, di sana sudah melalui proses riset panjang sehingga menghasilkan produk premium.
"Seperti purple flower, kemudian celery stick di sini dibandingkan dengan Australia masih jauh, tekstur lebih juicy, serat lebih halus. Kemudian fennel ukurannya juga lebih besar, very juicy dan sweet, ukurannya jumbo, kalau diolah simpel begitu disortir taste-nya sangat sweet. Di-combine dengan buah-buahan yang digunakan taste-nya sangat kompleks," jelasnya.
Sementara itu,Trade Commissioner of Austrade Jakarta Hannah Wade mengatakan semua produk yang disajikan produk asli Australia. Ia mengaku bahagia karena banyak industri jasa makanan seperti hotel dan restoran di Bali yang telah buka kembali pascapandemi. Sebab, dulu ia harus mengurangi produk hingga pasokan terganggu.
"Jadi tidak banyak produk Australia dan tidak banyak industri perhotelan yang buka saat itu. Tapi sekarang kami benar-benar ingin merayakan kembalinya turis Australia, turis lain, serta beberapa restoran dan hotel fantastis di Bali," katanya.
Meski begitu, ia tidak bisa menyebut angka pangsa pasar khusus daging, buah, dan sayuran dari Australia ke Bali. "Kalau angkanya harus dicek dulu, tapi Bali itu unik, dan Indonesia merupakan tujuan warga Australia yang terbesar. Mereka menghabiskan banyak uang di Bali, jadi kami rasa bisa berkolaborasi dan pasarnya cukup signifikan," pungkasnya.
(irb/nor)