Bali dikenal dengan keindahan alam hingga menjadi destinasi wisata dunia. Selain keindahan alamnya, Pulau Dewata juga terkenal sebagai penghasil biji kopi arabika terbaik.
Di daerah dekat Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali terdapat perkebunan kopi lokal yang menggunakan proses penanaman secara tradisional.
Jika jenis kopi di Indonesia lainnya yang berasal dari Pulau Jawa atau Sumatera lahir dari zaman era kolonial Belanda, bedanya Kopi Kintamani Bali berasal dari petani yang membawa biji kopi dari Lombok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti jenis kopi di Indonesia lainnya, kopi yang sudah dikenal luas ini juga diberi nama sesuai dengan daerah perkebunannya. Jenis kopi Arabika asal Indonesia memiliki cita rasa unik, begitu juga dengan proses penanamannya.
Untuk mengenal lebih dekat jenis kopi khas Bali yang satu ini, simak penjelasan berikut ini!
1. Cita Rasa Unik Kopi Kintamani
Sebelum membahas proses penanamannya yang sangat unik, mari kita mulai dengan cita rasa Kopi Kintamani. Biji kopi Arabika memiliki kecenderungan rasa manis, fruity, floral, chocolaty, dan memiliki tingkat keasaman rendah. Kopi dari Pulau Dewata ini sama dengan jenis Arabika lainnya yang memiliki rasa serupa.
Kopi yang berasal dari Pulau Dewata memiliki cita rasa serta aroma yang cenderung citrusy yang segar ditambah hint chocolaty, karamel atau brown sugar. Kopi Kintamani ini juga tidak memiliki cita rasa atau aroma spice atau rempah-rempah khas jenis kopi di Indonesia lainnya. Hal ini berkat proses penanamannya yang unik.
Sedangkan untuk body-nya cenderung medium dan tidak terlalu terasa pahit dengan rasa asam seperti jeruk. Hal inilah yang membuat Kopi Kintamani disukai. Selain itu kopi yang sudah menjadi komoditi ekspor ini juga memiliki kadar kafein yang tidak terlalu tinggi.
2. Proses Penanaman
Kopi Kintamani ditanam di ketinggian 900-1000 mdpl di dekat Gunung Batur. Seperti yang sudah dibahas, cita rasa serta aroma dari Kopi Kintamani ini cenderung terasa citrusy. Salah satu penyebabnya adalah proses penanamannya yang unik dan tidak biasa.
Perkebunan Kopi Kintamani ini biasanya juga menjadi lahan perkebunan jeruk atau sayuran lainnya. Berkat inilah aroma kopinya terasa seperti buah jeruk. Tentunya aroma dan cita rasa citrusy ini berasal dari cara penanaman tradisional tanpa proses chemical.
Perkebunan Kopi Kintamani menjaga keseimbangan alam dengan juga menggunakan sistem irigasi subak, pupuk organik, dan tanpa pestisida. Selain itu penanaman pohonnyaditanam beriringan dengan pohon jeruk atau sayuran.
Jadi, tidak heran jika Kopi Kintamani juga dikenal sebagai kopi yang ecofriendly karena proses penanamannya yang begitu memerhatikan lingkungan. Di tahun 2008, Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat Geographical Indication yang artinya jenis kopi ini sudah diakui secara internasional keberadaannya.
Nah, bicara proses penyeduhannya, kamu bisa mencoba proses seduh tradisional, yaitu tubruk. Kopi tubruk ini memang secara luas dikenal dari Sabang sampai Merauke. Proses pembuatannya mudah karena hanya membutuhkan bubuk biji kopi halus dan air panas saja.
Kopi Kintamani yang diseduh dengan cara tubruk juga memunculkan aroma yang lebih kuat. Biasanya warga lokal Bali juga menambahkan gula sebagai pemanis alami. Menarik untuk dicoba ya detikers!
(kws/kws)