Warga Jembrana Olah Tawon Ndas Jadi Santapan 'Jukut Tabuan'

Warga Jembrana Olah Tawon Ndas Jadi Santapan 'Jukut Tabuan'

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 17 Jul 2022 18:47 WIB
Warga Jembrana menjadikan tawon ndas sebagai santapan. Mereka menyebutnya dengan istilah jukut tabuan.
Warga Jembrana menjadikan tawon ndas sebagai santapan. Mereka menyebutnya dengan istilah jukut tabuan. (Foto: I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana - Tawon ndas atau bahasa ilmiahnya vespa affinis berbahaya jika menyerang manusia. Sengatannya menyakitkan. Namun, warga Jembrana menjadikan tawon ini sebagai santapan. Mereka menyebutnya dengan istilah jukut tabuan!

Seperti yang dilakukan salah satu warga asal Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, I Ketut Niasa (65). Ketika kebanyakan orang menghindar, ia justru kerap berburu tawon ndas.

"Tidak gampang mau dapat tawon ini," kata Niasa.

Ia berburu tawon ndas di sekitar pemukiman rumah warga. Perlu keahlian khusus untuk menangkap tawon ini, terlebih sengatannya yang berbahaya.

"Kalau disengat bisa tiga hari rasa nyerinya nggak hilang," ungkapnya.

Niasa pun punya kiat khusus, yakni menangkap tawon ndas saat malam hari. Biasanya, jelang malam semua tawon termasuk induknya akan kembali ke sarangnya. Itulah saat yang tepat untuk menangkap kerumunan tawon itu.

"Saat itu itu lebih mudah untuk menangkap semua induk tawon. Bisa juga menangkap siang hari, tapi ekstra hati hati karena induknya bisa datang lalu menyerang kita," ucapnya.

Cara memasak jukut tabuan ini, lanjut Niasa, cukup sederhana. Perlu waktu lebih lama saat mengeluarkan larva tawon dari sarangnya. Setelah itu, dicuci hingga bersih dan siap untuk dimasak. Bumbu yang digunakan adalah bumbu lengkap ala bumbu Bali.

"Induknya digoreng, taburi garam saja sudah gurih," ucapnya.

Untuk larva tawon, biasanya dia masak tumis ditambah. Setelah itu, dicampur kelapa muda sebagai pemanis atau dengan buah pepaya muda.

"Biasanya saya sering pakai kelapa muda. Ini lebih gurih," terangnya.

Menurut Niasa, larva tawon mengandung protein cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu dibatasi saat mengkonsumsi makanan ini. Selain keluarga Niasa, jukut tabuan larva tawon ini juga banyak digemari masyarakat sekitarnya.


(iws/iws)

Hide Ads