Absen Apel MotoGP Diduga Bikin Brigadir Solihin Dianiaya Kapolsek

Round Up

Absen Apel MotoGP Diduga Bikin Brigadir Solihin Dianiaya Kapolsek

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 07 Okt 2025 07:05 WIB
Brigadir M Nurul Solihin terbaring di RS Bhayangkara akibat diduga mengalami penganiayaan, Jumat (3/10/2025). (Foto : dok Asmuni/detikBali).
Foto: Brigadir Solihin dirawat diduga karena dianiaya Kapolsek Kediri. (Dok. Pribadi Asmuni)
Mataram -

Brigadir M Nurul Solihin sudah tiga hari dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Musababnya, anggota Satreskrim Polres Lombok Barat itu diduga menjadi korban penganiayaan Kapolsek Kediri Iptu Pulung Anggara Satria Putra.

"Sudah tiga hari, tiga malam masih terkapar di RS Bhayangkara. Ini akibat tindakan yang dilakukan Iptu Anggara Satria Putra," ujar kuasa hukum Solihin, Asmuni, Senin (6/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asmuni menyatakan dugaan penganiayaan itu sudah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

ADVERTISEMENT

"Pihak keluarga sudah melaporkan Kapolsek Kediri Iptu Pulung Anggara Satria Putra. Di mana telah diduga melakukan penganiayaan," kata Asmuni.

Tidak Ikut Apel Pengamanan MotoGP

Penganiayaan itu terjadi Jumat (3/10/2025) di Polsek Kediri. Iptu Pulung Anggara Satria Putra diduga menganiaya Brigadir Solihin lantaran tidak ikut apel pengamanan MotoGP.

Asmuni mengakui Brigadir Solihin memang melakukan kesalahan katen tidak ikut apel. Namun, kesalahan tersebut sudah ditindaklanjuti Propam Polres Lobar. Brigadir Solihin juga telah diberikan sanksi.

Akan tetapi, lanjutnya, Iptu Pulung malah melakukan penganiayaan terhadap anggota yang diperbantukan tugas itu.

"Penganiayaan tersebut terjadi di dalam ruangannya (Kapolsek Kediri Iptu Pulung Anggara Satria Putra)," sebutnya.

Dada dan Perut Ditendang-Dipukul

Iptu Pulung menganiaya Brigadir Solihin dengan cara ditentang menggunakan kaki dan dipukul menggunakan tangan di bagian dada dan perut.

"Setelah itu melakukan penganiayaan dengan cara ditentang, kemudian dipukul di bagian jantung menggunakan kaki. Hasil rekam medisnya juga (Brigadir Solihin) mengalami gangguan dibagian (sakit) jantung," ujarnya.

Asmuni mengungkapkan kliennya disiram tuak lebih dulu sebelum dianiaya oleh Kapolsek Kediri, Iptu Pulung Anggara Satria Putra. Dugaan penganiayaan itu sudah dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Yang kami sesali, sebelum dilakukan dugaan penganiayaan itu, terlebih dahulu (Brigadir M Nurul Solihin) disiram menggunakan tuak," ucap Asmun.

Diduga Disiram Tuak

Menurut Asmuni, dugaan penyiraman tuak itu terjadi di depan ruangan Pulung. Setelah disiram, Pulung diduga menganiaya Solihin di ruangannya. "Ini yang kami sesali. Penyiraman itu terjadi sebelum masuk ke ruangan (Kapolsek Kediri Iptu Pulung). Penganiayaan tersebut terjadi di dalam ruangannya (Kapolsek Kediri Iptu Pulung Anggara Satria Putra)," beber Asmuni.

"Ada dugaan masalah minum-minuman tuak. Tapi dia (Brigadir Solihin) disiram menggunakan tuak di bagian kepala," sambungnya.

Setelah dianiaya, Solihin pulang ke rumahnya untuk ganti pakaian. Setelah berganti pakaian, Solihin kembali bertugas. Akan tetapi, Brigadir Solihin jatuh pingsan dan sempat dilarikan ke Puskesmas Labuapi, Lobar, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara.

"(Brigadir Solihin) Sempat muntah-muntah, sampai tidak bisa bernapas. Yang minta untuk dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara adalah (pihak) Puskesmas Labuapi," kata Asmuni.

Kapolsek Kediri, Iptu Anggara Satria Putra, membenarkan adanya laporan mengenai dugaan penganiayaan itu ke Ditreskrimum Polda NTB tersebut.

"Iya betul terkait kejadian tersebut. Namun secara rinci besok nggih," ujarnya saat dihubungi detikBali.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads