Jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah. Dari semula 66 siswa, kini jumlahnya meningkat menjadi 140 siswa SMPN 8 Kupang.
Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Theresia Lana, mengungkapkan, peristiwa ini bermula saat sejumlah siswa meminta izin ke toilet pada awal kegiatan belajar mengajar (KBM), sekitar pukul 07.30 Wita, Selasa (22/7/2025). Tak lama kemudian, jumlah siswa yang mengeluh sakit perut semakin bertambah.
"Jadi proses KBM sekitar jam 07.30 pagi, sudah ada siswa kami yang bolak-balik ke kamar mandi, ternyata mereka mencret dan ada yang sakit perut. Mereka itu diarahkan ke UKS dan diberikan pertolongan pertama itu diberikan air putih hangat dan digosok minyak ke tubuh mereka," ujar Maria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya hanya 18 siswa yang mengalami keluhan dan menghubungi orang tua mereka. Namun, jumlahnya terus bertambah hingga puluhan siswa memenuhi ruang UKS.
Baca juga: 18 Siswa SMPN 8 Kupang Keracunan MBG |
"Karena saat ini awalnya baru sekitar 18 anak menelpon orang tua untuk menjemput mereka. Setelah itu berselang beberapa menit puluhan anak yang datang dan bahkan ruang UKS itu tidak bisa menampung dan mereka keluhkan ada yang sakit perut dan ada yang muntah dan ada yang menangis," jelasnya.
Siswa-siswa yang mengalami gejala langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Awalnya mereka dibawa ke RSUD SK Lerik, namun karena keterbatasan kapasitas di IGD, sebagian siswa dirujuk ke RS Siloam dan RS Mamami.
"Dengan banyaknya siswa-siswi yang sakit ini di rumah sakit SK Lerik, itu tidak bisa menampung maka kemudian di antara ke rumah sakit Siloam dan Mamami," tambah Maria.
Hingga Selasa siang, tercatat 140 siswa mengalami gejala keracunan dan sedang dirawat. Jumlah ini masih bisa bertambah.
"Tercatat dari kami sekolah sampai saat ini kurang lebih sudah mencapai 142 anak yang sakit, belum tahu ada penambahan atau seperti apa. Untuk saat ini kami belum sempat membagikan kepada anak-anak," ujarnya.
Tahu dan Sayur Terasa Asam
Maria mengatakan, program MBG untuk hari ini dihentikan sementara. Hal ini menyusul keluhan dari para siswa yang mengaku merasakan makanan MBG yang disantap kemarin terasa asin hingga asam.
"Jadi tadi saya tanya ke para siswa-siswi untuk makanan yang kemarin itu ada yang asin kata mereka. Jadi saya omong sudah tahu begitu kenapa dimakan. Mereka jawab karena sudah lapar," katanya.
Berdasarkan keterangan para siswa, lauk pauk seperti tahu dan sayur memiliki rasa yang tidak biasa.
"Kata mereka saat dimakan itu tahunya asam dan sayurnya itu juga asam. Untuk hari ini mereka belum makan," tambahnya.
Maria menjelaskan, ini merupakan kali pertama kejadian keracunan massal terjadi sejak program MBG dilaksanakan di sekolah tersebut pada 17 Februari 2025.
"Kejadian kejadian pertama yang terjadi di sekolah ini. Program MBG ini sudah berlangsung dari 17 Februari 2025 kemarin sampai saat ini," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihak sekolah tidak melakukan pengecekan terhadap makanan saat tiba di sekolah. Makanan langsung diambil siswa setelah jam pelajaran dengan pendampingan guru kelas.
"Kita tugas sekolah itu hanya mendistribusikan, kami tidak cek lagi makan itu, ketika istirahat anak-anak didampingi guru kelas untuk mengambil langsung makanannya," pungkasnya.
Diketahui, total siswa di SMPN 8 Kupang sebanyak 1.050 orang. Dari jumlah itu, 140 siswa dari kelas VII hingga IX dilaporkan mengalami gejala keracunan seusai mengonsumsi menu MBG.
Simak Video "Video: Temuan BPOM soal Kasus Keracunan Makan Gratis di 10 Provinsi"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)