Kepala Bagian Umum dan Keuangan Sekretariat DPRD Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rony Natonis, mengaku dikeroyok dua anggota DPRD Kupang saat rapat internal di kantor dewan. Dua anggota DPRD tersebut yakni Tome Da Costa dan Octovianus Djevri Piether La'a alias Octo La'a.
Pengeroyokan terjadi pada Jumat (20/6/2025) sekitar pukul 15.00 Wita. Saat itu, Rony bersama Sekretaris DPRD, bendahara, dan Kasubag Perencanaan menghadiri rapat bersama tiga pimpinan DPRD, tujuh komisi, dan jajaran Sekretariat Dewan di ruang Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Daniel Taimenas.
Dalam konferensi pers di Kupang, Senin (23/6/2025), Rony membeberkan bahwa insiden bermula dari perdebatan antaranggota dewan soal anggaran Bimbingan Teknis (Bimtek). Salah satu anggota DPRD dari Fraksi Hanura, Anton Natun, meminta agar anggaran perjalanan dinas dibayar terlebih dahulu. Perdebatan pun memanas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rony yang mengaku tak ikut bicara dalam diskusi tersebut justru menjadi sasaran amarah. Tome Da Costa disebut menyerangnya menggunakan kaleng minuman hingga mengenai dada dan membasahi pakaiannya. Setelah itu, Tome memaki, mengancam akan membunuh, mencekik leher, menyeret ke kursi, dan menampar pipi kanan Rony.
"Saya tidak bisa bikin apa-apa. Saya hanya terima dan pasrah saat kena pukul dari Pak Tome," ujar Rony.
Belum selesai, Octo La'a datang menghampiri dan langsung memukul pelipis kiri Rony dengan tangan terkepal hingga memar. Saat Rony hendak keluar dari ruang rapat, Octo sempat mengejar dan mengintimidasinya.
"Pas saya mau keluar, dia datang tanya saya bilang mau kemana? Saya jawab bilang mau keluar dari ruang rapat dan saya tidak ikut. Tetapi Pak Anton Natun datang bilang duduk saja dulu, akhirnya saya kembali duduk, tapi tidak bicara apapun," lanjut Rony.
Akibat kejadian itu, Rony mengaku trauma dan merasa sakit secara fisik maupun mental. Ia pun meminta perlindungan hukum agar bisa kembali beraktivitas secara nyaman.
"Jujur saja secara fisik saya rasa sakit sekali, secara mental saya trauma dan drop," katanya.
Salah satu kuasa hukum Rony, Leo Open, mengungkapkan kliennya telah melaporkan kejadian ini ke Polda NTT pada Jumat malam (20/6/2025). Leo menduga ada unsur konspirasi dalam kejadian ini karena berlangsung di ruang Ketua DPRD tanpa ada upaya melerai.
"Kami duga ada konspirasi karena beberapa teman-teman para pelaku yang hadir juga duduk diam saja. Termasuk pimpinan DPRD juga sama sekali tidak melerai," kata Leo.
Diketahui, Tome Da Costa merupakan politikus Partai Gerindra dari Dapil I yang meliputi Kecamatan Kupang Tengah, Kupang Timur, dan Taebenu. Sementara Octo La'a berasal dari Partai Golkar, mewakili Dapil III yang meliputi enam kecamatan di wilayah Amfoang.
(dpw/dpw)