Israel Bombardir Suriah, 13 Orang Tewas

Israel Bombardir Suriah, 13 Orang Tewas

Haris Fadhil - detikBali
Kamis, 03 Apr 2025 18:31 WIB
Apakah Militer Jerman Perlu Dikerahkan Bantu Israel Jika Terjadi Serangan Besar?
Foto: DW (News)
Denpasar -

Suriah menuduh Israel melancarkan serangan destabilisasi yang mematikan setelah gelombang serangan menghantam target militer dan menewaskan 13 orang. Israel mengklaim serangan tersebut merupakan respons terhadap tembakan dari kelompok bersenjata selama operasi di Suriah selatan.

Dilansir dari detikNews, Kamis (3/4/2025), Israel memperingatkan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa bahwa Suriah akan menghadapi konsekuensi berat jika keamanan Israel terancam. Sejak pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis menggulingkan Bashar al-Assad pada November 2024, Israel secara luas membombardir aset militer Suriah.

Israel juga melancarkan serangan darat ke Suriah selatan untuk menjauhkan pasukan pemerintah baru dari perbatasan. Otoritas di provinsi selatan, Daraa, melaporkan sembilan warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka akibat penembakan Israel di dekat kota Nawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah provinsi menyatakan pemboman terjadi saat Israel melancarkan serangan darat terdalam ke Suriah selatan sejauh ini. Syrian Observatory for Human Rights melaporkan korban tewas merupakan kelompok bersenjata lokal yang berusaha menghadang pasukan Israel setelah seruan jihad dari masjid setempat.

Militer Israel mengeklaim pasukannya tengah menjalankan operasi di daerah Tasil, dekat Nawa. Pasukan Israel juga mengklaim menyita senjata dan menghancurkan infrastruktur teroris saat penembakan terjadi.

ADVERTISEMENT

"Mereka merespons dengan menembaki dan melenyapkan beberapa teroris bersenjata dari darat dan udara," ujar juru bicara Israel.

Pada Rabu (2/4), Israel kembali menyerang target di seluruh Suriah, termasuk di wilayah Damaskus. Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam serangan yang menghancurkan hampir seluruh bandara militer di provinsi Hama serta melukai puluhan warga sipil dan tentara.

"Eskalasi yang tidak dapat dibenarkan ini merupakan upaya yang disengaja untuk mengacaukan Suriah dan memperburuk penderitaan rakyatnya," demikian pernyataan Kemlu Suriah di Telegram.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan Sharaa dan menyebutnya dengan nama samaran lamanya saat masih aktif di kelompok pemberontak.

"Saya memperingatkan pemimpin Suriah Jolani, jika Anda mengizinkan pasukan musuh memasuki Suriah dan mengancam kepentingan keamanan Israel, Anda akan membayar harga yang mahal. Aktivitas angkatan udara kemarin di dekat bandara T4, Hama, dan wilayah Damaskus mengirimkan pesan yang jelas dan berfungsi sebagai peringatan untuk masa mendatang," ujarnya.

Militer Israel menyatakan pasukannya menyerang kemampuan militer yang masih berada di pangkalan Suriah di Hama dan T4, serta infrastruktur militer tambahan di Damaskus. Israel mengklaim ingin mencegah senjata canggih jatuh ke tangan otoritas baru yang dianggap sebagai teroris.

Sharaa sebelumnya berjuang untuk Al-Qaeda di Irak setelah invasi pimpinan AS pada 2003. Ia kemudian mendirikan cabang jaringan kelompok itu di Suriah sebelum memutuskan hubungan.

Kementerian Suriah menyatakan serangan Israel terjadi saat negara itu tengah berupaya membangun kembali setelah 14 tahun perang saudara. Suriah menuduh Israel melakukan strategi untuk menormalkan kekerasan di dalam negeri.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads