Bos Geng Rusia Perampok WN Ukraina di Bali Ditangkap, Ini Identitasnya

Bos Geng Rusia Perampok WN Ukraina di Bali Ditangkap, Ini Identitasnya

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Jumat, 31 Jan 2025 09:34 WIB
Tangkapan layar video viral geng Rusia saat merampok bule Ukraina di Bali. (Dok. Istimewa)
Tangkapan layar video viral geng Rusia saat merampok bule Ukraina di Bali. (Dok. Istimewa)
Denpasar - Polda Bali menangkap seorang warga negara (WN) Rusia yang diduga sebagai bos geng Rusia pelaku perampokan terhadap WN Ukraina di Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Polisi mengonfirmasi identitas salah satu terduga pelaku yang ditangkap itu yakni Khasan Askhabov (30).

Penangkapan dilakukan di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Kamis malam (30/1) malam. Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy membenarkan penangkapan tersebut.

"Iya benar, salah satu dari sembilan orang terlapor yang dilaporkan korban dalam laporan semalam, jam 19.00 Wita kami amankan di Bandara Ngurah Rai," ungkap Ariasandy kepada detikBali, Jumat (31/1/2025).

Saat ini, Askhabov diamankan di Ditreskrimum Polda Bali untuk diperiksa lebih lanjut.

"Sementara kami amankan di kantor Ditreskrimum untuk didalami apakah benar terlibat atau tidak," terang Ariasandy.

Ariasandy juga mengonfirmasi bahwa Askhabov berencana meninggalkan Indonesia untuk menghindari kejaran polisi.

Sebelumnya, aksi perampokan terhadap WN Ukraina bernama Igor Iermakov terjadi pada 15 Desember 2024 di Jalan Tundun Penyu, Ungasan, Kuta Selatan, Badung. Perampokan yang dilakukan oleh empat orang geng Rusia itu mengakibatkan kerugian senilai Rp3,2 miliar.

"Mereka menggunakan masker dengan membawa senjata pisau, palu, dan pistol," ungkap Ariasandy.

Perampokan itu bermula saat mobil Iermakov diadang dua mobil hitam. Para pelaku memaksa korban dan sopirnya keluar dari mobil, menutup kepala mereka dengan kain hitam, dan memborgol tangan keduanya.

Korban kemudian dibawa ke sebuah vila di Jimbaran dan kembali dianiaya. Para pelaku merampas ponsel Iermakov dan memaksa korban membuka akun Binance untuk mengirimkan uang kripto ke alamat tertentu.

Polisi hingga kini telah memeriksa sembilan saksi terkait kasus tersebut dan melakukan dua kali prarekonstruksi.

"Koordinasi dengan imigrasi dan Kedutaan Ukraina sudah dilakukan," tutup Ariasandy.


(dpw/dpw)

Hide Ads