Stefanus Lelo nekat membacok keponakannya, Maksimus Lou, hingga tewas bersimbah darah di jalan raya. Insiden yang bermula dari cekcok terkait batas lahan itu terjadi di Dusun Fatulou, Desa Makir, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Betul, adanya perdebatan mengenai batas tanah yang berujung penganiayaan menggunakan parang hingga memakan korban jiwa," ungkap Kapolres Belu AKBP Benny Miniani Arief, Rabu (18/9/2024) malam.
Benny menuturkan insiden berdarah itu terjadi sekitar pukul 17.00 Wita pada Selasa (17/9/2024). Menurutnya, Maksimus dan Stefanus terlibat cekcok seusai pulang dari sawah. Mereka pun sempat saling caci maki saat membahas mengenai batas tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak terima, Stefanus menghampiri pamannya itu dengan membawa sebilah parang dan sebatang kayu. Stefanus melempari batu kali hingga mengenai betis kanan dan punggung Maksimus.
Maksimus pun membalas dengan melemparkan batu hingga mengenai kepala Stefanus. Stefanus yang tersulut emosi lantas mendekati Maksimus dan menganyunkan parang. Namun, Maksimus menghindar dan kabur menyelamatkan diri.
Seorang warga bernama Klemens Mau Buti yang melihat pertikaian tersebut sempat menegur Stefanus agar menghentikan aksinya. Namun, Stefanus malah mengejar Klemens dan berupaya untuk membacoknya. Beruntung, Klemens dapat menghindari serangan dari Stefanus.
Stefanus terus mengejar Maksimus dan Klemens. Saat jarak semakin dekat, Maksimus yang tak kuat berlari langsung dibacok pada tangan kiri dan pinggang kanannya.
Maksimus berupaya membela diri dengan melempari kepala Stefanus. Tak lama kemudian, Maksimus terjatuh dan tergelak berlumuran darah di tengah jalan raya. Sementara itu, Stefanus juga tergeletak di tempat yang sama.
"Kami sudah lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sebilah parang milik pelaku dan sejumlah batu yang digunakan korban. Namun, pelaku juga meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis" jelas Benny.
(iws/iws)