5 Juta WNA ke Indonesia hingga Juni, Bali Salah Satu Pintu Masuk Favorit

5 Juta WNA ke Indonesia hingga Juni, Bali Salah Satu Pintu Masuk Favorit

Hakim Dwi Saputra - detikBali
Senin, 15 Jul 2024 19:20 WIB
Penari menyambut penumpang pesawat maskapai penerbangan Etihad Airways yang mendarat perdana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (26/6/2024). Pembukaan rute baru penerbangan langsung Abu Dhabi-Denpasar yang dioperasikan maskapai asal Uni Emirat Arab itu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas kedua negara yang juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Foto: Pembukaan rute penerbangan Abu Dhabi-Bali di Bandara Ngurah Rai. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar -

Bali masih menjadi salah satu pintu masuk favorit warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia. Direktorat Jenderal Imigrasi mencatat kedatangan WNA selama Januari sampai Juni 2024 mencapai 5.086.765 orang.

Jumlah tersebut meningkat sebanyak 7,28 persen dibandingkan periode yang sama 2023. Pada semester pertama tahun lalu, ada 4.741.343 orang asing masuk ke Indonesia.

Dari seluruh WNA yang masuk ke Indonesia pada semester satu 2024, sebanyak 68 persen di antaranya atau sejumlah 3.470.954 orang menggunakan visa on arrival (VoA) serta visa kunjungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bandara Internasional Soekarno Hatta (Banten), Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali), dan Bandara Internasional Yogyakarta (DIY) menjaditiga bandara yang paling banyak dilewati pelintas mancanegara. Sementara itu, tiga pelabuhan internasional dengan volume perlintasan terbesar terletak di Provinsi Kepulauan Riau, yakni Ferry Terminal Batam Center, Pelabuhan Citra Tritunas Batam, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

ADVERTISEMENT

"Saya kira ini progres yang bagus. Kami semakin baik dan begitu pula harapan saya untuk periode-periode berikutnya. Digitalisasi layanan yang kami terapkan cukup efektif dengan pengajuan visa secara online melalui evisa.imigrasi.go.id di mana penggunanya terkoneksi dengan autogate di bandara-bandara besar," jelas Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, dalam keterangan pers yang diterima detikBali, Senin (15/07/2024).

Silmy juga menjelaskan bahwa hal ini merupakan implementasi dari pelaksanaan fungsi fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat untuk mendukung ekosistem ease of doing business atau kemudahan berbisnis dalam bidang perizinan keimigrasian. Layanan visa menjadi pionir pelayanan publik di Indonesia dalam memfasilitasi pembayaran penerimaan negara secara online langsung dari luar negeri menggunakan kartu kredit.

"Kami fokus pada peningkatan layanan publik berbasis digital. Termasuk juga kami siapkan infrastruktur di perlintasan dan pengintegrasian sistem dengan database Imigrasi. Kami inginkan seamless experience, pengalaman layanan Imigrasi yang mudah dan cepat yang bisa dirasakan WNA yang akan datang ke Indonesia, tentunya tanpa mengabaikan unsur selective policy," urai Silmy.




(hsa/hsa)

Hide Ads