Gembong Narkoba Fredy Pratama Belum Tertangkap, Bareskrim: PR Buat Kami

Gembong Narkoba Fredy Pratama Belum Tertangkap, Bareskrim: PR Buat Kami

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Selasa, 14 Mei 2024 19:51 WIB
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Wahyu Widada memberi penjelasan pengejaran buronan pengendali jaringan hydra, Selasa (14/5/2024).
Foto: Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada memberi keterangan terkait gembong narkoba Fredy Pratama. (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Bareskrim Polri sudah melakukan kerja sama P to P (police to police) dengan kepolisian di Thailand dan negara Asia lainnya untuk membantu meringkus gembong narkoba, Fredy Pratama. Penjahat kakap paling dicari ini terpantau masih berada di Thailand.

"Kita doakan saja teman-teman bisa selesaikan ini karena ini PR juga buat kami," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada di sela-sela acara Rakernis Bareskrim Polri di Bali, Selasa (14/5/2024).

Wahyu menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan kepolisian negara tetangga, terutama Thailand. Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa sudah berangkat untuk membahas perbantuan penangkapan Fredy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan Fredy ini masih belum berubah sejak diungkapkan polisi pada Maret 2024. Fredy Pratama diyakini bersembunyi di dalam hutan Thailand. Polisi menduga ia sudah kehabisan modal.

"Ya tentunya kita sudah tahu posisi Fredy ini masih di Thailand. Kami sudah lakukan kerja sama police to police dengan kepolisian Thailand dan juga negara sekitar untuk membantu," kata Wahyu.

Dia menegaskan, Polri tak memiliki kewenangan untuk menangkap langsung otak jaringan narkoba internasional itu di negara lain. "Kami tidak punya kewenangan yurisdiksi untuk menangkap langsung. Karena itu kami lakukan kerja sama," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, polisi juga masih mendalami keterkaitan Fredy Pratama dengan laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) dan ladang ganja hidroponik di Bali.

"Masalah Fredy kami dalami, karena kami dari pengembangan tersumber. Ada di DPO kita yang lari ke Bali. Setelah dapat, baru jatuhnya buat (narkoba). Di sini ada labnya untuk pembuatan narkotik, ganja, dan mephedrone," ujar Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa.




(hsa/gsp)

Hide Ads