Keluarga Kikuchi Satoshi, turis Jepang yang tewas terjatuh saat bermain flying fish menolak untuk dilakukan autopsi. Pria 60 tahun itu sebelumnya tewas saat bermain Bali Coral Dive & Water Sport, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
"Mengenai autopsi awalnya sudah akan diautopsi namun belakangan informasinya pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).
Menurut Jansen, penyidik sudah menyiapkan rencana autopsi dan sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit. Namun saat hendak diautopsi, keluarga dari Kikuchi Satoshi menolak rencana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya Jansen tak merinci alasan keluarga dari Kikuchi Satoshi melakukan penolakan. "Ya alasannya dari pihak korban ya tidak berkenan dilakukan autopsi," terang mantan Kapolresta Denpasar itu.
Diketahui, insiden Kikuchi Satoshi tewas saat bermain flying fish terjadi pada Jumat (18/8/2023) sekitar pukul 10.00 Wita. Lokasi WN Jepang itu terjatuh tepatnya di depan pantai Grand Mirage Resort & Thalasso Bali.
Kikuchi Satoshi bermain flying fish bersama keluarganya. Pada sesi pertama driver boat bersama instruktur menarik flying fish membawa dua anak Kikuchi Satoshi selama dua putaran berdurasi waktu sekitar lima menit dan landing selamat.
Kemudian sesi kedua, driver boat dan instruktur menarik membawa Kikuchi Satoshi dan salah satu anaknya Kikuchi Haruki (15). Setelah 40 meter dari pantai, wahana itu tiba-tiba oleng dan miring ke kanan. Instruktur dan disusul kedua WN Jepang terlepas dari pegangan dan terjatuh sekitar tiga meter dari atas air.
Kedua WN Jepang itu segera dibawa ke darat dan diberi pertolongan awal dengan memompa dada namun Kikuchi Satoshi tetap tidak sadarkan diri. Kikuchi Satoshi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Surya Husada namun dinyatakan telah meninggal dunia.
(dpw/nor)