Sidang kasus ibu merantai kedua anak kandungnya tengah berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Tabanan. Agendanya mulai memasuki pemeriksaan saksi-saksi, Selasa (10/1/2023).
Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Tabanan menghadirkan 4 orang saksi dalam persidangan tersebut.
Salah satu saksi yang dihadirkan adalah Suprapti, ibu dari terdakwa I Made Sulendra Suryatmaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Sulendra merupakan pacar dari terdakwa Ditha Widyastuti, terdakwa yang juga ibu kandung kedua anak yang dirantai dalam perkara ini.
Dalam keterangannya Suprapti mengaku saat kedua anak Ditha ditemukan dalam keadaan dirantai oleh warga sekitar pukul 19.30 Wita pada Sabtu (22/10/2023), ia tidak ada di rumah atau lokasi kejadian.
"Saya di jalan lagi berobat," kata Suprapti saat dicecar JPU.
Ia mengatakan lebih awal pergi dari rumah dibandingkan Ditha Widyastuti dan anaknya Made Sulendra Suryatmaja.
Kabar mengenai kedua anak Ditha ditemukan dalam keadaan dirantai oleh warga sekitar ia dapatkan setelah dihubungi keponakannya melalui panggilan seluler.
Mendapatkan kabar seperti itu, Suprapti kemudian pulang dan tidak jadi menebus obat. Sampai di rumah, ia mendapati warga sudah ramai.
Suprapti yang menderita komplikasi diabetes mengaku sempat bertanya kepada kedua anak Ditha yang dirantai tersebut.
Pengakuan anak Ditha yang paling besar mengaku dirantai ibunya. Begitu juga dengan adiknya.
Ia membenarkan di rumahnya ada rantai yang setahunya dipakai untuk mengunci pagar.
Namun Suprapti tidak bisa mengkonfirmasi rantai yang dipakai Ditha untuk merantai kedua anaknya saat ditunjukkan oleh JPU.
Ini karena penglihatan Suprapti kabur akibat sakit yang dideritanya.
Fakta lainnya juga terungkap bahwa sebelum Suprapti tiba dari Surabaya sekitar Juli 2022 lalu, Ditha Widyastuti telah lebih awal berada di rumahnya.
Selain itu, ia awalnya tidak mengetahui bahwa anaknya, Made Sulendra Suryatmaja, dan Ditha berstatus pacaran.
Ia hanya mendapatkan cerita dari Sulendra bahwa Ditha dijumpai sewaktu menjadi sopir online di Surabaya. Selain itu, Ditha juga dikatakan diusir dari rumah kosannya di Surabaya karena menunggak pembayaran sewa kos.
"Waktu ke sini (pulang ke Tabanan dari Surabaya) saya tidak tahu ada (hubungan) pacaran. Justru saya mengetahuinya setelah ada kejadian ini," kata Suprapti.
Dari cerita Made Sulendra Suryatmaja soal kehidupan Ditha, Suprapti yang sejatinya pulang ke Tabanan untuk kepentingan pemulihan kesehatan tidak tahu keberadaan Ditha di rumahnya, Banjar Pasekan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan.
Di rumah itu Suprapti tinggal di bagian belakang rumah bersama anak perempuannya.
Sementara Ditha dan kedua anak dari suami keduanya itu tinggal di bagian tengah rumah. Dan Made Sulendra Suryatmaja di rumah bagian depan.
Suprapti juga menceritakan bahwa ia pernah mendengar Ditha marah kepada anaknya yang sulung karena ketahuan merokok. Sehingga Ditha mengaku sempat memukul anak sulungnya itu.
"Saya sempat diceritakan (Ditha) kalau ia sempat memukul anaknya yang gedean karena kesal. Anaknya yang gedean itu ketahuan merokok," kata Suprapti.
Mendengar cerita itu, ia sempat menyarankan Ditha untuk membawa anaknya tersebut ke psikolog.
Sepengetahuannya, karena keterbatasan penglihatan akibat sakit komplikasi, ia tidak pernah melihat Ditha memukul anak yang gedean tersebut.
Ia hanya mendengar sebatas mendengar teriakan Ditha yang lagi kesal atau suara anaknya yang paling besar.
Karena itu, Suprapti sempat menyarankan Ditha mengajak anaknya yang paling besar itu ke psikolog. Sebab tujuannya pulang ke Tabanan juga untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
"Saya ke sini (Tabanan) supaya tensi turun karena komplikasi diabetes dan tensi. Saya sudah ingatkan (Ditha)," pungkas Suprapti.
(hsa/gsp)