Mendekati puncak perayaan tahun baru 2023 hotel-hotel di Bali bisa tersenyum lebar. Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali mencatat okupansi hotel di Bali telah mencapai 90-100 persen.
"Pencapaian rata-rata di hotel, resort, dan vila mencapai 90-100 persen dan untuk area-area tertentu seperti Seminyak, Canggu, Jimbaran, Nusa Dua dan Sanur sudah 100 persen. (Okupansi) Ini periode dari tanggal 29 Desember 2022 -2 Januari 2023," ucap Ketua IHGMA DPD Bali, Yoga Iswara, Kamis (29/12/2022).
Berdasarkan hal itu, ia pun menyebut tingkat okupansi tersebut menjadi titik klimaks sementara di tahun 2022 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kebangkitan pariwisata sudah mulai tumbuh dari April 2022 dan kita mencapai klimaksnya tahun 2022 di akhir tahun ini. Mudah-mudahan klimaks ini menciptakan puncak-puncak yang baru di tahun 2023," ucapnya ketika dihubungi Kamis (29/12/2022).
Untuk diketahui, IHGMA DPD Bali memiliki 200 anggota. Dan berada di seluruh kabupaten/kota di Bali. Sementara untuk jumlah kamar hotel hingga vila di Bali mencapai 20 ribuan.
Disinggung terkait pasal tentang perzinaan di Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Yoga pun memastikan hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh pada tingkat bookingan kamar hingga okupansi di Bali.
"Tidak ada pengaruhnya. Semenjak pemerintah pusat, Bapak Gubernur Bali dan stakeholder melakukan klarifikasi dan rilis, isu tersebut langsung turun. Kami pun sudah menginformasikan kepada tamu-tamu yang sudah dan akan booking," sebutnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi ada atau tidaknya kenaikan tarif hotel hingga vila di akhir tahun, kata Yoga, hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing hotel hingga vila.
Terlebih dalam pengoperasian hotel terdapat strategi yield.
"Yang bisa saya pastikan tidak semua inventori mahal tapi, ketika last minute deal barulah harga kamar akan mahal. Ini terjadi di hampir semua hotel dan semuanya memiliki strategi ini. Memang ada istilahnya diskriminasi harga namun, ini karena tingginya demand, dan ketersediaan kamar yang terbatas," jelas Yoga.
Di sisi lain, Yoga juga mengatakan, untuk 3 bulan ke depan, yakni hingga Maret 2023 jumlah bookingan kamar hotel hingga vila pun telah terlihat secara signifikan dan menunjukkan sesuatu yang positif.
Terlebih, kata Yoga, jumlah kedatangan wisatawan domestik ke Bali tercatat mencapai 17 ribu per harinya, sementara wisatawan mancanegara sekitar 14 ribuan.
"Sudah bagus, walaupun memang tidak penuh tapi itu akan penuh seiring dengan waktu. Januari rata-rata (bookingan) 50 persen, Februari 40 persen, Maret 30 persen, semakin jauh akan semakin turun. Tapi, itu memberikan pertanda yang bagus untuk bookingan kamar di 2023," kata Yoga.
Ia pun berharap dengan kondisi pariwisata Bali yang kian optimal ini, ke depannya pariwisata Bali kian lebih kuat dan dapat mencapai titik puncak seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Kami juga menyarankan teman-teman di industri agar menyeimbangkan segmen. Jangan juga sampai terlalu fokus dengan wisman saja tapi, juga bisa mengelola dengan baik wisdom yang memiliki potensi yang sangat besar sekali," ungkapnya.
Hal tersebut, kata Yoga, mengingat bahwasanya pemerintah pusat melalui Kemenparekraf telah memproyeksikan pergerakan wisdom mencapai 1,4 miliar pergerakan di tahun 2023.
"Jadi, Bali harus mengambil alokasi yang baik dalam pasar domestik untuk menjaga kestabilan Bali kedepannya," ucap Yoga.
(hsa/dpra)