Malang nasib Fikri Alam Syah Putra (21), niat hati mencari pekerjaan, justru jadi korban penipuan ibu-ibu yang ngaku pejabat RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Kini Fikri berniat melaporkan kasus penipuan tersebut ke pihak berwajib.
Fikri mengatakan, akan menghubungi para korban lain untuk bersama-sama melaporkan kasus penipuan tersebut. Ia mengaku tidak ingin kasus penipuan seperti perkara Renon atau Pulau Biak, juga supaya tidak ada korban selanjutnya.
"Mungkin dekat-dekat ini saya coba hubungi yang pernah jadi korban. Saya tanyain mau nggak lapor polisi bareng-bareng, kan sudah banyak bukti yang kena," kata Fikri, Kamis (15/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, viral video ibu-ibu ngaku pejabat RSUP Ngoerah dan menawarkan pekerjaan ke pencari kerja di Denpasar. Fikri menjadi salah satu korban, yang memviralkan kasus penipuan tersebut.
Diceritakan Fikri, ia dan temannya Bachtiar Ce Sardi (21), masing-masing mengalami penipuan Rp 250 ribu. "Jadi saya itu berdua sama teman saya. Kena Rp 250 ribu berdua, jadi Rp 500 ribu. Setelah itu saya ada video kan di tetangga saya yang jual warung ini, sebagai bukti untuk viralkan dia penipu," ungkapnya.
Awal mula kasus penipuan tersebut, ibu-ibu tersebut mendatangi pedagang di Jalan Gunung Krakatau, Kecamatan Denpasar Barat, Jumat (9/12/2022) siang. Ia mengatakan ada pekerjaan butuh cepat, dan meminta pedagang menginformasikan jika ada seseorang yang membutuhkan pekerjaan.
Pedagang itu pun menginformasikannya kepada Fikri. Ia dan ibu-ibu itu kemudian berkomunikasi dan janjian ketemu di warung yang sama untuk menyerahkan lamaran dan pas foto. Saat ketemuan ibu-ibu itu hanya memperkenalkan diri sebagai Laksmi, tinggal di Jalan Sumatera Denpasar. Ibu-ibu itu juga mengaku punya suami yang tinggal di Renon.
"Cuma namanya sih Bu Laksmi, tinggal katanya di Jalan Sumatera, suaminya di daerah Renon. Dia memakai handphone jadul emang nggak ada WA, jadi dia habis nipu pasti kartunya dibuang, ditelepon bolak-balik nggak aktif," jelas Fikri.
"Awalnya itu si penipu ini datang ke warung nawarkan ada lowongan kerja sebagai admin Sanglah. Terus saya disuruh menghubungi si orang itu, setelah itu dia menceritakan gajinya UMR dapat uang makan, disuruh buat lamaran bawa foto gitu," jelasnya.
Pada waktu itu, Fikri dan temannya diminta membayar Rp 250 per orang untuk biaya cek kesehatan pada Sabtu (10/12/2022). Namun Fikri menerima telepon bahwa tes kesehatan diundur hingga Senin (12/12/2022).
Fikri lalu mendatangi RSUP Ngoerah pada Senin (12/12/2022) bersama ayahnya. Pelaku saat itu sempat menginformasikan kepada Fikri untuk bersabar karena pada pagi hari, pasien lumayan banyak.
"Nah setelah itu pas hari Senin itu dia sempat nelpon lagi, pagi-pagi bilangnya sedang ada pasien di rumah sakit Sanglah (RSUP Ngoerah). Nah posisi saya sama bapak saya kan sudah di Sanglah, menanyakan orang ini ada enggak namanya, ternyata nggak ada. Jadi katanya dari pihak Sanglah memang penipu dia. Setelah itu saya hubungi lagi berkali-kali, enggak bisa sama sekali lagi," tuturnya.
Menurut Fikri, banyak orang yang sudah menjadi korban. Bahkan ada yang nominalnya lebih dari Rp 250 ribu, dengan modus operandi yang sama. Ibu-ibu itu ternyata melakukan penipuan bukan hanya mencatut RSUP Prof Ngoerah, tetapi di berbagai RS lainnya.
"Banyak korbannya. Ada yang tiga tahun lalu, ada yang tiga bulan, empat bulan. Jadi nggak sangka saja. Ya modusnya sama, dia mengaku sebagai kepala bidan di Sanglah, kadang di rumah sakit lain di Prima Medika, sama juga dimintain cek kesehatan Rp 200 ribu. Banyak juga yang cerita, ada yang kena Rp 500 ribu, ada yang Rp 1 jutaan malah, semalam ada yang cerita," tutur Fikri.
(irb/dpra)