Cerita Miris Mantan Ajudan Jenderal Polisi soal Tugas Cuci-Setrika

Cerita Miris Mantan Ajudan Jenderal Polisi soal Tugas Cuci-Setrika

Tim detikX - detikBali
Kamis, 08 Sep 2022 22:17 WIB
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo berfoto bersama Brigadir Yoshua dan anggotanya yang lain (foto: istimewa)
Irjen Ferdy Sambo dan para ajudannya. (Foto: Istimewa)
Bali -

Kisah ajudan para jenderal polisi belakangan menarik perhatian publik. Hal itu menyusul setelah Irjen Ferdy Sambo yang kini menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J diketahui memiliki delapan orang ajudan. Lantas, bagaimana sebenarnya tugas seorang ajudan jenderal polisi?

Dua orang mantan ajudan para jenderal polisi mengisahkan perjalanan kariernya. Keduanya menceritakan sikap atasan, termasuk soal tugas di luar urusan kedinasan seperti mencuci hingga setrika baju.

Dilansir dari detikX, salah satu mantan ajudan jenderal polisi bernama T menceritakan rasa bangganya saat lolos seleksi aide-de-camp (ADC). T yang ketika itu merupakan polisi rendahan mendapat kesempatan dekat dengan perwira tinggi (Pati) Polri. Posisi yang tak bisa dirasakan teman-teman lain sepangkatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjadi ajudan seorang komisaris jenderal, T banyak membantu tugas-tugas kedinasan atasannya. Termasuk berkomunikasi dengan banyak orang. Ia pun kemudian bercerita soal komunikasi yang paling berkesan baginya. T mengaku bertugas untuk 'memerintah' seorang komisaris besar polisi yang jadi bawahan bosnya.

"Saya ke ruangannya dan bilang bahwa dia dipanggil oleh Bapak," kata T cengengesan.

"Dia kemudian langsung lari ke ruangan Bapak," lanjut dia.

Beberapa tahun kemudian, setelah bosnya pensiun dan T kembali ke kesatuannya di Jawa Timur dengan pangkat perwira pertama, si kombes berpangkat jenderal. Jenderal tersebut menjadi atasan T dan masih ingat dengan kelakuannya saat masih di Jakarta.

Pada suatu pertemuan yang dihadiri banyak polisi, jenderal itu berpidato dan berseloroh tentang T. "Kau ini dulu sering nyuruh-nyuruh saya waktu di Jakarta," kata si jenderal sambil menunjuk-nunjuk T.

Meski begitu, T mengaku beruntung karena bosnya orang yang baik, profesional dan tidak pernah mencampuradukkan urusan dinas dengan pribadi. Hanya saja, menurutnya tidak semua ajudan memiliki keberuntungan yang sama.

T menyebut ada banyak ADC yang diperlakukan semena-mena. Ada yang disuruh menyapu, mencuci pakaian, menyetrika, dan lain-lain. "Kalau berbuat salah, bahkan ada yang sampai ditempeleng," katanya.

"Ini bukan hanya yang jadi ADC pati Polri. Kan, ada juga polisi jadi ADC pejabat negara," tutur T.

Cerita serupa diungkapkan eks ajudan jenderal polisi lainnya berinisial F. F yang kini sudah menjadi perwira menengah mengatakan ada banyak ADC yang diperintah bosnya justru bukan untuk tugas kedinasan, melainkan untuk urusan-urusan keluarga. Mulai dari menyetir mobil dan mengamankan rumah.

F mengaku beruntung memiliki atasan yang bisa membedakan apa tugas polisi yang menjadi ajudan, dan apa tugas yang seharusnya dikerjakan oleh sipil. Karena itu, atasan F membayar jasa sopir dan satpam yang bukan dari Polri.

"Tugas ajudan itu sebenarnya, ya, melekat dengan urusan dinas saja. Kalau urusan pribadi, ya, kita tidak ikut campur," kata F.

Menurut F, memang tidak ada aturan rigid mengenai tugas-tugas ajudan. Karena itu, pengalaman setiap ajudan berbeda-beda. "Semua tergantung bosnya," kata dia.

Halaman berikutnya: Soal Ferdy Sambo dan Para Ajudannya...

Soal Ferdy Sambo dan Para Ajudannya

Dilansir dari detikX, Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Ito Sumardi mengaku heran dengan Ferdy Sambo yang bisa memiliki delapan ajudan. Menurutnya, ini menunjukkan ada masalah dalam manajemen sumber daya manusia Polri.

Pada masa dirinya masih aktif sebagai polisi, ajudan perwira tinggi hanya berjumlah dua orang.

"Kalau sampai delapan (seperti Sambo), Kapolri saja kalah banyak," kata Ito pekan lalu.

Apalagi untuk orang seperti Ferdy Sambo, Ito memandangnya masih terlalu muda untuk menjadi jenderal bintang dua dan menjabat Kadiv Propam.

"Sambo itu masih terlalu muda. Usia 46 sudah mendapat bintang dua. Saya usia 46 saja masih kombes," katanya.

Selengkapnya baca di sini.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Kemeriahan Gelaran Perdana detikbali Awards 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Hide Ads