Buleleng - Warga Desa Bengkala, Buleleng, Bali merupakan desa inklusi. Masyarakat yang tuli atau biasa disebut Kolok hidup berdampingan dan tidak mendapat diskriminasi.
Foto Bali
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala

Gapura Desa Bengkala, Selasa (14/2/2023). Desa Bengkala terletak di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Desa itu memiliki 3 ribu penduduk. Dari jumlah itu, sebanyak 42 terlahir tuli. Masyarakat setempat menyebut penyandang disabilitas tuli itu, Kolok.
Anak-anak di Desa Bengkala, Buleleng, Bali Selasa (14/2/2023). Sebagian bocah-bocah itu bisa bahasa Kolok untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas tuli.
Desa Bengkala tidak hanya menarik para peneliti. Vlogger asal Israel Nuseir Yasin atau Nas Daily juga berkunjung ke desa itu pada Selasa (7/2/2023). Bahkan, Yasin membuat video terkait penduduk desa tersebut.
Damar Narayani salah satu siswa tuli di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). Damar duduk di kelas empat sekolah itu dan pandai bahasa Kolok untuk berkomunikasi dengan gurunya.
Suasana belajar di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). SDN 2 Bengkala merupakan sekolah inklusi di Desa Bengkala sejak 2007 karena sebagian siswanya merupakan penyandang disabilitas tuli.
Salah satu warga Desa Bengkala yang tuli sejak lahir adalah Kadek Sukerti. Perempuan berusia 40 tahun itu tidak pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari warga desa lainnya. Meski terlahir Kolok, kedua anak Sukerti bukan penyandang disabilitas.