Potret Kesetaraan di Desa Bengkala

Foto Bali

Potret Kesetaraan di Desa Bengkala

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 26 Feb 2023 15:06 WIB

Buleleng - Warga Desa Bengkala, Buleleng, Bali merupakan desa inklusi. Masyarakat yang tuli atau biasa disebut Kolok hidup berdampingan dan tidak mendapat diskriminasi.

Desa Bengkala, Buleleng, Bali Selasa (14/2/2023). Desa Bengkala menarik para peneliti karena dari 3 ribu penduduknya, sebanyak 42 terlahir tuli atau kolok.

Gapura Desa Bengkala, Selasa (14/2/2023). Desa Bengkala terletak di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Desa itu memiliki 3 ribu penduduk. Dari jumlah itu, sebanyak 42 terlahir tuli. Masyarakat setempat menyebut penyandang disabilitas tuli itu, Kolok.

Anak-anak di Desa Bengkala, Buleleng, Bali Selasa (14/2/2023). Sebagian bocah-bocah itu bisa bahasa Kolok untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas tuli.

Anak-anak di Desa Bengkala, Buleleng, Bali Selasa (14/2/2023). Sebagian bocah-bocah itu bisa bahasa Kolok untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas tuli.

Salah satu peneliti yang datang adalah Jhon Hinan dari Universitas Archipelago, Amerika Serikat. Jhon Hinan melakukan penelitian di Desa Bengkala sejak 1988 hingga 1993. Sebanyak 200 warga Desa Bengkala diambil sampel darahnya untuk diteliti.

Desa Bengkala tidak hanya menarik para peneliti. Vlogger asal Israel Nuseir Yasin atau Nas Daily juga berkunjung ke desa itu pada Selasa (7/2/2023). Bahkan, Yasin membuat video terkait penduduk desa tersebut.

Kegiatan Belajar di SDN 2 Bengkala, Buleleng, Bali Senin (13/2/2023). SDN 2 Bengkala merupakan sekolah inklusi di mana siswa tuli dan murid lainnya belajar bersama.

Damar Narayani salah satu siswa tuli di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). Damar duduk di kelas empat sekolah itu dan pandai bahasa Kolok untuk berkomunikasi dengan gurunya.

Siswa inklusi di SDN 2 Bengkala mengikuti pelajaran di ruang kelas. (Made Wijaya Kusuma)

Suasana belajar di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). SDN 2 Bengkala merupakan sekolah inklusi di Desa Bengkala sejak 2007 karena sebagian siswanya merupakan penyandang disabilitas tuli.

Kadek Sukerti, salah satu penduduk Desa Bengkala yang tuli atau Kolok, Selasa (14/2/2023).
Sukerti tengah memangku anaknya yang bukan penyandang disabilitas.

Salah satu warga Desa Bengkala yang tuli sejak lahir adalah Kadek Sukerti. Perempuan berusia 40 tahun itu tidak pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari warga desa lainnya. Meski terlahir Kolok, kedua anak Sukerti bukan penyandang disabilitas.

Adnyana (30) salah satu warga  tuli atau Kolok, di Desa Bengkala, Buleleng, Bali, Jumat (17/2/2023). Dia tengah menunjukkan bahasa isyarat Kolok dengan menaruh jari telunjuknya di atas bibir membentuk kumis. Arti bahasa isyarat itu adalah ayah.
Adnyana (30) salah satu warga tuli atau Kolok, di Desa Bengkala, Buleleng, Bali, Jumat (17/2/2023). Dia tengah menunjukkan bahasa isyarat Kolok dengan menaruh jari telunjuknya di atas bibir membentuk kumis. Arti bahasa isyarat itu adalah ayah. Foto: Istimewa
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Potret Kesetaraan di Desa Bengkala
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads