Masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mempunyai tradisi sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap orang yang telah meninggal. Namanya tradisi Nyiwak.
Nyiwak merupakan upacara untuk memperingati hari kesembilan setelah pemakaman. Tradisi ini tetap dilestarikan secara turun temurun oleh masyarakat Suku Sasak yang mayoritas beragama Islam. Tradisi ini dirangkai dengan penyembelihan kambing tepat saat hari pelaksanaan Nyiwak.
Simak serba-serbi mengenai tradisi Nyiwak seperti dirangkum detikBali dari berbagai sumber berikut ini.
Mengenal Tradisi Nyiwak
Tradisi Nyiwak merupakan tradisi untuk memperingati hari kesembilan setelah seseorang meninggal dunia. Tradisi Nyiwak sudah ada sejak masuknya agama Islam ke Pulau Lombok.
Para penyebar agama Islam menggabungkan tradisi ini dengan nilai-nilai yang selaras dengan ajaran agama Islam. Tradisi ini menjadi upaya untuk mempererat hubungan sosial, memperkuat persaudaraan, dan melestarikan warisan leluhur.
Pelaksanaan tradisi ini dimulai dari hari kelima setelah kematian hingga Nyiwak pada hari kesembilan. Acara ini akan dihadiri oleh masyarakat sekitar dan keluarga besar yang ditinggalkan oleh almarhum.
Sedangkan, puncak dari tradisi Nyiwak pada hari kesembilan dihadiri oleh keluarga besar almarhum dan masyarakat sekitar. Pada hari ini, mereka akan membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, zikir, dan tahlilan untuk mendoakan almarhum.
Prosesi Tradisi Nyiwak
Pelaksanaan Tradisi Nyiwak dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Berikut penjelasannya.
Tahap Persiapan
Piak keratak dan piak jaja goro
Piak keratak atau Teratak adalah proses pembuatan tenda yang terbuat dari anyaman daun kelapa sebagai atap dan bambu sebagai tiang penopang atau kerangka tenda.
Tenda ini nantikan akan dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan menjamu tamu yang datang untuk berbela sungkawa.
Sedangkan piak jaja goro adalah pembuatan berbagai jenis jajanan kering seperti cucur, tetarik dan lain-lain. Pembuatan jajan ini dilakukan oleh ibu-ibu dan jenis jajan yang dibuat sudah ditentukan oleh tokoh adat dan ina gawe yang memandu persiapan acara.
Lelakok
Lelako atau meminta adalah kegiatan yang dilakukan pada hari keenam. Sesuai namanya, meminta, tuan rumah akan mengutus beberapa orang datang ke rumah warga untuk meminta bahan makanan yang akan digunakan sebagai persiapan Nyiwak.
Masyarakat Sasak secara sukarela akan memberikan bahan makanan seperti, pisang, buah kelapa, batang pisang, kayu bakar, sayur-sayuran, dan daun kelapa. Bagi mereka, hal ini tidak menjadi beban, melainkan sudah menjadi kebiasaan yang dilaksanakan secara turun-temurun.
Mesilak dan Piak jaja basaq
Mesilak dan Piak jaja basaq adalah rangkaian tradisi Nyiwak yang dilaksanakan pada hari ketujuh. Mesilak adalah tahap mengundang masyarakat untuk hadir dalam acara Nyiwak.
Tuan rumah akan meminta tolong kepada dua orang kaum laki-laki untuk mengundang masyarakat secara lisan atau melalui pengeras suara musala. Sementara, kerabat atau keluarga dari luar daerah biasanya diundang melalui surat. Sedangkan, Piak Jaja Basaq dilaksanakan oleh kaum perempuan untuk membuat jajan basah.
Penyembelihan Kambing
Penyembelihan kambing adalah kegiatan wajib dalam pelaksanaan tradisi Nyiwak. Masyarakat Sasak memaknai penyembelihan kambing pada hari kesembilan akan berguna bagi almarhum sebagai tunggangan untuk melewati jembatan sirotol mustaqim pada hari kiamat.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan Nyiwak terdiri dari dua kegiatan. Pertama adalah Gawe Dina, yaitu acara yang dilaksanakan pada siang hari dan dihadiri oleh kaum perempuan yang sudah membawa beras dan gula pasir.
Bawaan ibu-ibu ini akan diterima oleh tuan rumah. Sebagai gantinya, wadah milik ibu-ibu itu diisi dengan nasi, lauk sayur nangka, dan daging.
Kemudian, kegiatan kedua adalah zikiran dina yang merupakan tahapan paling puncak dari Tradisi Nyiwak. Kegiatan ini dihadiri oleh kaum laki-laki yang akan membaca surat yasin, zikiran, dan diakhiri dengan doa bersama untuk memohonkan maaf untuk almarhum kepada masyarakat yang hadir.
Tahap Penutupan
Tahap penutupan Tradisi Nyiwak ditandai dengan penyerahan sesorongan atau bingkisan oleh tuan rumah kepada orang-orang yang telah membantu proses pemakaman seperti kiyai, tokoh agama, tokoh adat, dan beberapa masyarakat. Bingkisan ini berisi barang dan makanan yang disukai oleh almarhum selama hidupnya. Isinya beragam, seperti perlengkapan mandi, perlengkapan tidur, baju, kain, perlengkapan salat, nasi, dan lauk pauk.
Selain itu, tuan rumah juga akan melaksanakan prosesi Rebak Jangkih. Kegiatan ini dilaksanakan pada pagi hari di hari kesepuluh setelah kematian almarhum, yaitu merusak atau menghancurkan tungku-tungku perapian yang digunakan untuk memasak selama persiapan tradisi Nyiwak.
Simak Video "Video 2 Anggota DPRD NTB Ditahan Usai Jadi Tersangka Kasus Uang 'Siluman' Pokir"
(iws/iws)