Belakangan banyak warganet yang mengomentari penjor yang dinilai semakin mewah dan tidak sesederhana dulu. Hal ini menarik perhatian seorang praktisi budaya, Anak Agung Rimbya Temaja, yang menyebut kemewahan penjor tidak perlu dipermasalahkan.
Rimbya Temaja yang telah lama menjadi pemerhati penjor mengatakan bahwa yang paling penting dari penjor adalah rasa dalam pembuatannya. Jika seseorang memiliki dana lebih dan ingin membuat penjor mewah, sah-sah saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal mewah itu, kalau anak-anak muda sekarang, yang mewah silakan saja mewah, dia kan punya dana. Kalau yang sederhana, buat sederhana," ujarnya saat ditemui sedang memberikan penilaian lomba penjor di Desa Serangan, Denpasar, Kamis (27/11/2025).
Ia menjelaskan alasannya lebih detail. Penjor yang menjadi sarana upacara harus disesuaikan dengan konsep Nista, Madya, Utama, serta tetap mempertimbangkan Desa, Kala, dan Patra.
"Desa, Kala, Patra. Desa itu kan tempat, Kala itu waktu, Patra itu keadaan. Keadaan uangnya masih bagus, bisa yang mewah, kan. Ya, makanya jangan itu dipermasalahkan. Yang penting kan dia, rasanya dia, dia merasakan baktinya itu," jelasnya.
Ia menambahkan, penjor sederhana bisa dibuat dengan biaya sekitar Rp 300 ribu. Namun dirinya pribadi biasa membuat penjor sederhana hanya dengan Rp 100 ribu, asalkan memenuhi unsur utama: pala bungkah dan pala gantung.
"Kalau penjual yang sederhana di rumah itu Rp 300, Rp 100. Saya buat penjual itu Rp 100 ribu. Yang sederhana tetapi sudah memenuhi syarat. Yang tadi, syarat tadi itu. Ada lengkung, ada kepala bungka, kepala gantung," imbuhnya.
Rimbya menegaskan bahwa penjor tidak dinilai dari besar kecilnya biaya, tetapi dari niat dan ketulusan pembuatnya. "Ya, nggak ada biaya standar. Yang penting rasa ikhlas, tulus ikhlas. Itu kuncinya sebenarnya," tegasnya.
Ia juga menilai penjor mewah bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan atau menimbulkan iri. Justru, kreativitas tersebut menunjukkan perkembangan zaman, termasuk munculnya berbagai festival dan lomba penjor yang memperkuat kekompakan warga.
"Itu lebih bagus, itulah untuk kreatifitas anak muda sekarang. Ya, memperkenalkan budaya juga. Ya, sampai gitu kan bagus ya. Kekompakan, gotong royong, itu luar biasa ini. Membuat penjor ini kan harus gotong royong," tutupnya.
(nor/nor)











































