Kisah Mayadenawa di Balik Perayaan Galungan dan Kuningan di Bali

Gita Julianti - detikBali
Rabu, 12 Nov 2025 09:52 WIB
Ilustrasi penjor galungan di Bali. (Foto: Agus Eka/detikBali)
Denpasar -

Hari Raya Galungan bagi umat Hindu dimaknai sebagai momen memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kebatilan). Salah satu versi tentang asal usul perayaan Galungan dikaitkan dengan kisah seorang raja sakti keturunan raksasa di Bali bernama Raja Mayadenawa.

Menurut kisah yang diwariskan secara turun-temurun, Mayadenawa digambarkan sebagai sosok seorang raja sombong dari Bedahulu, Bali. Mayadenawa memiliki kesaktian yang konon didapat atas keteguhannya dalam menyembah dan memohon kepada Dewa Siwa.

Dikisahkan, Dewa Siwa mengabulkan keinginan Mayadenawa menjadi raksasa sakti yang bisa berubah wujud. Berbekal kesaktian itu, Mayadenawa bisa menguasai seluruh Bali. Ia bahkan dengan mudah memperluas wilayah kekuasaannya ke luar Bali.

Namun, anugerah kesaktian itu membuat Mayadenawa menjadi angkuh dan sombong. Ia menjadi sosok otoriter dan melarang rakyatnya untuk menyembah para dewa. Sifat lalim sang raja itu membuat rakyat menjadi menderita dan dihantui ketakutan.

Syahdan, seorang pendeta bernama Mpu Sangkul Putih merasa prihatin dengan kekacauan yang diperbuat Mayadenawa. Pemangku Agung di Pura Besakih itu sedih lantaran rakyat sengsara dan banyak pura yang dihancurkan oleh Mayadenawa.



Simak Video "Video Kembalinya NewJeans ke ADOR"


(iws/iws)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork